Find Us On Social Media :

Kriteria Kualitas dan dan Jumlah Sperma yang Ideal Supaya Bisa Menghamili Perempuan

Ciri sperma berkualitas dan cara meningkatkan jumlah sperma.

GridHEALTH.id - Untuk bisa membuhi sel telur perempuan, pria harus memiliki sperma berkualitas dan jumlahnya cukup.

Tanpa kedua hal tersebut, kecil sekali kemungkinannya perempuan bisa hamil.

Seperti apa kriteria sperma berkualitas, melansir morula IVF, berikut ini kriterianya

1. Jumlah Sperma

Rata-rata jumlah sperma normal adalah 15-20 juta sperma per mililiter air mani yang dikeluarkan pria saat ejakulasi.

Menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru jumlah sperma di bawah 15 juta per ml masuk dalam kategori jumlah sperma rendah dan dapat berakibat pada masalah kesuburan.

Apabila tidak keluar dalam jumlah yang normal atau berkurang bahkan sangat sedikit, maka pasangan akan lebih sulit hamil, karena jumlah sperma yang mampu bergerak hingga menuju sel telur lebih sedikit.

Baca Juga: Nyeri dan Benjolan di Bawah Rahang dekat Telinga, Ini Penyebabnya

2. Pergerakan Sperma

Kualitas sperma yang baik juga dipengaruhi oleh kecepatan dan arah gerak sperma.

Sperma yang berkualitas dan juga sehat adalah sperma yang memiliki kecepatan gerak yang baik dalam perjalanannya menuju sel telur dan membuahinya.

3. Bentuk Sperma

Bentuk sperma yang sehat adalah struktur kepala yang lonjong dengan ekor yang panjang. Panjangnya ekor tersebut akan membantu sperma bergerak menuju sel telur.

Ini adalah bentuk normal dari sperma, jika jumlahnya banyak dengan bentuk seperti ini maka akan semakin mudah sperma-sperma tersebut bergerak mencapai sel telur.

Baca Juga: Gejala Meningococcal Disease, Penyakit Infeksi yang Menyerang Selaput Otak

Bagaimana cara meningkatkan jumlah sperma secara alami?

Menurut satu studi tahun 2017, jumlah sperma rata-rata di Amerika Utara, Eropa, Australia, dan Selandia Baru turun 59,3 persen antara tahun 1973 dan 2011.

Meskipun penelitian telah mengidentifikasi hal ini, para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami alasan penurunan jumlah sperma.

Praktisi pengobatan kuno, herbal, dan tradisional telah menggunakan beberapa pengobatan nonfarmakologis untuk meningkatkan jumlah sperma dan meningkatkan kesehatan sperma selama ribuan tahun.

Baca Juga: IDI Prediksi Pandemi Covid-19 Selesai Tahun Depan, Jusuf Kalla Sejak 2020 Sudah Memprediksi 2022 Berakhir

Selain itu, melansir Sonora (23/11/2021), para peneliti telah menyarankan bahwa sebagian besar pengobatan ini benar-benar dapat memengaruhi jumlah sperma dengan beberapa cara.

* Berolahraga dan tidur yang cukup

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan dan olahraga di antara orang-orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan peningkatan atau peningkatan jumlah sperma.

Namun, ilmu yang menghubungkan indeks massa tubuh (BMI) yang sehat dengan jumlah sperma yang sehat masih lemah.

Berdasarkan penelitian 2017, manfaat melakukan program latihan aerobik 16 minggu setidaknya tiga sesi 50 menit per minggu dapat meningkatkan jumlah sperma.

Baca Juga: Akhirnya yang Dinanti Terjadi, Ketua IDI; Pandemi Covid-19 Selesai Jika Desember dan Januari Tidak ada Kenaikan Kasus

Dalam studi tersebut, olahraga teratur meningkatkan jumlah dan motilitas sperma pada 45 pria dengan obesitas dan gaya hidup kurang gerak.

* Berhenti merokok

Sebuah meta-analisis 2016 yang meninjau hasil lebih dari 20 penelitian dengan total hampir 6.000 peserta menemukan fakta, merokok secara konsisten dapat mengurangi jumlah sperma.

Orang yang merokok dalam jumlah sedang atau berat memiliki kualitas sperma yang lebih rendah daripada orang yang merokok lebih sedikit.

* Hindari alkohol dan penggunaan narkoba

Baca Juga: Kemenkes: Kasus Covid-19 di Indonesia Sebenarnya Bisa Sampai 16 Juta

Tidak hanya persoalan etika, mengkonsumsi alkohol dan narkoba juga bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma.

Berdasarkan ulasan 2018, penggunaan obat-obatan di seluruh dunia seperti alkohol, ganja, dan kokain dapat produksi sperma.

Kendati begitu beberapa bukti yang ada masih saling bertentangan, jadi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi fakta ini.(*)

Baca Juga: Risiko Impoten Pada Pria Penyandang Diabetes, Ini Penyebab dan Pengobatannya