GridHEALTH.id - Akhir 2021 dan awal 2020, Pemerintah memberlakukan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia, guna mencegah meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia, dimana saat ini sudah terkendali.
PPKM Level spesial Nataru ini mulai berlaku 24 Desember 2021 sampai dengan 2 Januari 2022.
Selama PPKM Level 3 nasional ini, Pegawai Negeri Sipil dilarang cuti, dan karyawan swasta dihimbau dengan sangat untuk tidak cuti.
Selain itu, tidak ada libur bersama natal dan tahun baru.
Mengenai PPKM Sepasial Nataru 2021-2022 ini, mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mempunyai pandangan tersendiri.
Menurutnya pelaksanaan PPKM Level 3 memiliki konsekuensi yang cukup berat.
“Kembali (menerapkan PPKM) ke level 3 itu konsekuensinya cukup berat untuk ekonomi rakyat, untuk ekonomi pada umumnya,” kata Siti Fadilah Supari.
Baca Juga: Jika Tetiba Merasakan Gejala Sakit Berikut Ini Ciri Terkena Pelet, Ini cara Mengobatinya
Menurut mantan Menkes era SBY yang sukses mengendalikan flu burung di eranya, semestinya pemerintah sudah belajar dari kasus Covid-19 yang telah terjadi sebelumnya.
“Kalau sebetulnya kita takut, kalau itu (kasus Covid-19) meledak lagi, seharusnya pemerintah sudah belajar pada waktu kemarin, ketika meledak pada bulan Juli, apa yang kurang,” ucapnya, seperti dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada 25 November 2021.
“Misalkan oksigen jangan kurang lagi, perlu rumah sakit, kematian jangan sampai segitu lagi. Ini yang harus dipersiapkan pemerintah,” tutur dia menegaskan.
PPKM Sekarang Konsekwensinya Berat
Baca Juga: Fakta Daya Tahan Tubuh Menurun di Musim Hujan, Risiko Infeksi Covid-19 Meningkat
Jadi menurut Siti Fadilah Supari, “Bukannya menekan rakyat lagi untuk (PPKM) level 3, dan lagi level 3 itu konsekuensinya memang cukup berat karena yang akan recovery itu belum berdiri tegak sudah ditebang lagi,” sesalnya.
Terlepas dari itu, banyak pihak yang meminta dirinya membantu Pemerintah saat ini untuk menangani Covid-19.
Mengenai hal itu, "Diminta atau tidak, saya selalu memikirkan bangsa ini dalam menghadapi Covid-19. Cuman saya tidak tahu saran saya didengarkan atau tidak," jawab Siti Fadilah Supari dalam kanal YouTube Karni Ilyas (6/7/2021).
Baca Juga: Daun Bayam Sebagai Obat Alami Memberikan 15 Khasiat Luar Biasa Bagi Tubuh
"Walau saya tidak jadi ketua penanganan Covid-19 tolong lihat masukan saya di channel YouTube," ujarnya.
Jika Saya Pemegang Keputusan Penanganan Covid-19
Tapi jika dirinya diminta menjadi orang yang bisa mengambil keputusan dalam penanganan Covid-19 ini, Siti Fadilah mengaku sudah menyiapkan senjata ampuh untuk menangkal Covid-19.
Misal, langkah awal Siti Fadilah akan mengimpulkan para ahli kesehatan Indonesia untuk meneliti varian covid-19 yang merebak di masyarakat.
"Kita manfaatkan itu virolog-virolog Eijkman, untuk mengeksplorasi virus pada waktu meledak itu berkarakter seperti apa, dari mana dia datang, ke mana dia pergi," ujar Siti.
Baca Juga: Suasana Hati Mudah Berubah saat Menopause, Atasi dengan Cara Ini
Hal itu diambil karena, "PPKM ternyata bukan jalan keluar yang baik ketika terjadi ledakan covid-19." papar Siti Fadilah, dikutip dari Pos Kota (11/8/2021).
Siti Fadilah pun merasa heran, proses vaksinasi terus dijalankan. Namun bukan penurunan yang didapat, justru ledakan covid yang diperoleh Indonesia. di pertengahan 2021 kemarin
"Ini kalau saya berpikir why? Kok vaksin ini berjalan,ini tiba-tiba meloncat, ada apa sih?," kata Siti Fadilah Supari yang agak curiga dengan kebijakan Pemerintah di masa Pandmei Covid-19 ini, apakah ada yang ditutup-tutupi?(*)
Baca Juga: Inilah Penyebab Wanita Kepanasan di Area Wajah Saat Menopause