Menurutnya, dengan adanya varian yang mengkhawatirkan ini, setidaknya orang yang datang ke suatu negara wajib menjalani karantina selama 7 hari.
Kemudian, orang tersebut menjalani tes PCR tidak hanya saat kedatangan, tetapi 2-3 hari sebelum berpergian, dan hari ke-5 serta ke-6 pada masa karantina.
Dicky mengatakan, penguatan dalam program vaksinasi juga menjadi cara untuk meminimalisasi terjadinya gejala parah pada seseorang.
"Vaksinasi dari data Afrika Selatan ini terbukti mencegah keparahan dan kematian. Namun, dalam konteks kita (Indonesia), harus ada percepatan vaksinasi," ujar Dicky.
"Di Eropa sendiri minimal 90 % orang sudah divaksin, ini yang harus kita kejar juga. Setidaknya, orang-orang disuntik vaksin dua dosis, termasuk urgensi booster bagi kelompok berisiko harus dipercepat hingga awal tahun. Termasuk juga vaksin anak-anak harus merata," lanjut dia.
Diketahui penyuntikan vaksin Covid-19 tersebut selain mencegah penularan semakin luas, juga bisa meminimalisir keparahan dari infeksi virus corona.
Baca Juga: Wabah Varian Omicron Terjadi Disinyalir Karena Penggunaan Masker Berkatup yang Seharusnya Dilarang
Dikutip dari nhs.uk (30/3/2021), artikel "Why Vaccination Is Safe and Important" menyebutkan bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.
Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19 sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir.
Lebih lanjut, Dicky menyatakan tidak setuju dengan larangan-larangan penutupan negara karena saat ini varian Omicron sudah ada di beberapa negara dan terus meluas.
Menurut dia, lebih baik memastikan hasil tes PCR negatif pada orang yang datang dari luar negara, maupun orang yang menjalani karantina 7 hari.
"Oleh karena itu, masalah upaya vaksinasi, survei, pendeteksi, 5M menjadi amat sangat penting, mencegah terjadi varian-varian super," pungkas Dicky.(*)
Baca Juga: Cegah Gelombang Ketiga saat Nataru, Satgas Ungkap Kunci Penanganan Covid-19