GridHEALTH.id - Keratokonjungtivitis adalah saat terjadinya keratitis dan konjungtivitis pada saat yang bersamaan.
Keratitis merupakan peradangan yang terjadi di kornea mata dan biasanya berkaitan dengan sebuah infeksi, dilansir dari Mayo Clinic, Selasa (30/11/2021).
Sedangkan konjungtivitis atau mata merah, adalah peradangan pada selaput transparan (konjungtiva) yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih bola mata.
Baca Juga: 3 Penyebab Konjungtivitis, Infeksi yang Membuat Bola Mata Putih Menjadi Merah
Peradangan yang terjadi di pembuluh darah kecil di konjungtiva, kemudian menyebabkan bagian putih mata berubah menjadi kemerahan atau pink.
Terdapat banyak penyebab dari terjadinya keratokonjungtivitis, yang meliputi alergi, infeksi virus, bakteri, parasit, polusi, faktor genetik, dan penyakit auotoimun.
Baca Juga: 6 Gejala Dakrioadenitis, Radang Kelenjar Air Mata dan Penangannya
Kebanyakan kasus konjungtivitis dan keratokonjungtivitis disebabkan oleh alergi. Namun jika terjadi karena infeksi, virus merupakan biang keladi paring umum dari kondisi ini.
Terdapat sembilan jenis keratokonjungtivis, salah satu di antaranya yaitu keratokonjungtivis vernalis atau VKC.
Keratokunjungtivis vernalis adalah peradangan alergi kronis yang parah pada mata. Ini menyebabkan munculnya benjolan kecil bulat yang dikenal dengan nama papilla raksasa di bawah kelopak mata. dilansir dari Healthline.
Baca Juga: 7 Gejala Utama Blefaritis, Peradangan yang Bikin Kelopak Mata Bengkak
Keratokonjungtivis vernalis, cenderung mempengaruhi kelopak mata atas daripada bagian yang bawah.
Apa yang menyebabkan kondisi ini? Penyebab VKC tidak terlalu jelas, akan tetapi ini mungkin terjadi karena adanya kelainan genetik dan sistem kekebalan.
Baca Juga: Cara Mudah Mengatasi Mata Bintitan Tanpa Obat Kimia, Salah Satunya Pakai Teh
Keratokonjungtivis vernalis bisa terjadi pada siapa saja, namun ini lebih sering dialami oleh pria muda yang tinggal di wilayah beriklim tropis.
Gejala umum keratokonjungtivis yang paling sering terjadi, yakni menimbulkan rasa tidak nyaman, iritasi mata, pruritis, sensitivitas terhadap cahaya, penglihatan kabur kecil (sering intermiten), dan epifora.
Sedangkan tanda-tanda umum yang muncul, menurut jurnal yang dipublikasikan di National Center of Biotechnology Information, yakni injeksi konjungtiva, kemosis konjungtiva, dan keluarnya cairan dari mata.
Baca Juga: Endoftalmitis, Peradangan Mata Bagian Dalam Akibat Infeksi Bakteri
Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi keratokonjungtivitis, biasanya akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan gejalanya.
Sebelum pergi menemui dokter, perawatan yang mungkin bisa dilakukan yakni dengan tidak menggaruk mata, meskipun terasa gatal, karena ini dapat memperburuk keadaan.
Untuk meredakan rasa gatal karena keratokungtivis vernalis, hal yang bisa dilakukan yaitu dengan menghindari alergen atau penyebab alergi.
Selain itu, tidak merokok atau jauhi asap rokok dan lembabkan udara dengan humidifier. Kombinasi pengoabatan lain terkadang juga diperlukan, seperti penggunaan antihistamin topikal, gel dan salep pelembab bebas pengawet, agen antiinflamasi nonsteroid, dan kortikosteroid topikal. (*)