"Kami memiliki satu kasus yang sangat menarik, seorang anak, sekitar enam tahun, dengan suhu dan denyut nadi yang sangat tinggi, dan saya bertanya-tanya apakah saya harus menerimanya. Tetapi ketika saya menindaklanjuti dua hari kemudian, dia jauh lebih baik," lanjut Coetzee, seorang dokter umum selama 33 tahun, juga memimpin Asosiasi Medis Afrika Selatan.
Sedangkan menurut pemberitaan Express (1/12/2021), gejala yang berkaitan dengan varian Omicron dapat meliputi; kelelahan ekstrem, demam, pegal-pegal, sakit kepala, keringat di malam hari, pilek, tenggorokan gatal.
Adapun menurut dokter umum yang bertugas di Midrand, Johannesburg, Unben Pillay, gejala varian Omicron, kasus yang dia lihat biasanya ringan.
“Kami melihat pasien datang dengan demam, keringat di malam hari dan nyeri pada tubuh,” kata Pillay saat briefing yang diadakan oleh Departemen Kesehatan Afrika Selatan.
Baca Juga: Orang dengan HIV Empat Kali Lebih Berisiko Terkena Diabetes, Kenapa?
Uniknya lagi pasien infeksi varian Omicron juga tidak mengalami batuk terus-menerus atau kehilangan indera perasa atau penciuman.
Padahal itu adalah gejala yang umumnya terkait dengan varian Covid-19 sebelumnya.
Jadi ada perbedaan infeksi varian Omicron dan varian lainnya.
Hal ini bisa jadi karena perubahan cara virus berinteraksi dengan sel kekebalan.
Pandemi Virus Corona Capai Tahap Baru
Dengan adanya fakta tersebut, munculnya varian Omicron mungkin menjadi tanda bahwa pandemi virus corona telah mencapai tahap baru yang lebih aman dari sebelumnya, kata para ahli kepada The Sydney Morning Herald.