Find Us On Social Media :

Fakta Terapi Plasma Konvalesen Tidak Membantu Kesembuhan Pasien Covid-19, WHO Tidak Merekomendasikan

Plasma Konvalesen bagi pasien Covid-19 tidak direkomendasikan WHO.

GridHEALTH.id - Beberapa penelitian yang menguji plasma darah konvalesen tidak menunjukkan manfaat nyata untuk merawat pasien Covid-19 yang sakit parah.

Bahkan, tidak meningkatkan kelangsungan hidup atau mengurangi kebutuhan untuk ventilator.

Padahal hipotesis awalnya penggunaan plasma adalah antibodi yang dikandungnya dapat menetralisir virus corona, menghentikannya bereplikasi, dan menghentikan kerusakan jaringan.

Dengan bukti-bukti tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia pada Senin (6/12/2021) menyarankan agar tidak menggunakan plasma darah pasien yang telah pulih dari Covid-19 untuk mengobati mereka yang sakit.

Karena itu pula, melansir lifestyle.bisnis.com (7/12/2021) dari Strait Times, sebuah uji coba yang berbasis di Amerika Serikat dihentikan pada Maret setelah ditemukan bahwa terapi plasma konvalesen tidak mungkin membantu pasien Covid-19 dengan penyakit ringan hingga sedang.

Disebutkan pula, WHO mengatakan metode ini mahal dan memakan waktu untuk dilakukan.

Baca Juga: Sakit Kepala Bisa Sembuh Tanpa Obat dengan 5 Cara Alami Berikut Ini

Baca Juga: Ratu Kencantikan Transgender Ini Dulu Terkenal Kini Butuh Pertolongan Karena Penyakitnya

Dalam sebuah panel ahli internasional membuat rekomendasi kuat terhadap penggunaan plasma konvalesen pada pasien dengan penyakit tidak parah.

Di sana para ahli juga menyarankan untuk tidak menggunakannya pada pasien dengan penyakit parah dan kritis, kecuali dalam konteks uji coba terkontrol secara acak.

Rekomendasi yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) tersebut, didasarkan pada bukti dari 16 uji coba yang melibatkan 16.236 pasien dengan infeksi Covid-19 non-parah, parah, dan kritis.Dengan hal ini, melansir Kompas.com (7/12/2021), WHO mengatakan terapi plasma konvalesen tidak boleh diterapkan untuk Covid-19 bergejala ringan atau sedang.

Dikutip dari AFP, Selasa (7/12/2021), "Bahkan untuk pasien Covid-19 dengan gejala parah dan kritis, terapi plasma konvalesen hanya boleh diberikan sebagai bagian dari uji klinis," kata WHO dalam rekomendasi terbarunya.

Untuk diketahui, plasma konvalesen adalah bagian cair darah dari pasien Covid-19 yang sembuh yang mengandung antibodi yang diproduksi oleh tubuh setelah terinfeksi.

Itu adalah salah satu dari serangkaian perawatan potensial yang diselidiki di awal pandemi, tetapi telah menunjukkan manfaat terbatas dalam uji klinis.

Baca Juga: Healthy Move, Pakai Kursi Roda Bisa Berolahraga Agar Selalu Bugar

Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Jerawat yang Sering Muncul di Wajah dan Ciri-cirinya

WHO mengatakan rekomendasi terbaru WHO yang terbit di British Medical Journal didasarkan pada bukti dari 16 uji coba yang melibatkan 16.236 pasien dengan infeksi Covid-19 yang tidak parah, parah, dan kritis.

Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS pada bulan Februari mengurangi otorisasi penggunaan darurat plasma konvalesen.

“Plasma dengan tingkat antibodi yang rendah belum terbukti membantu dalam Covid-19,” kata FDA dalam otorisasi darurat yang direvisi pada bulan Februari.Dikutip dari CNBC News, Senin (6/12/2021), National Institutes of Health pada Agustus juga mengatakan plasma konvalesen tidak membantu kesmebuhan pasien Covid-19 dalam penelitian yang didukung NIH terhadap lebih dari 500 pasien dewasa Covid di University of Pittsburgh.

Baca Juga: Teka Teki Prediksi Ahli Gelombang 3 Pandemi Covid-19 Indonesia

Karenanya uji coba dihentikan pada Februari karena kurang efektif.

The New England Journal of Medicine, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu, menemukan bahwa plasma konvalesen tidak mencegah perkembangan penyakit pada pasien rawat jalan berisiko tinggi bila diberikan satu minggu setelah timbulnya gejala.

Itu juga tidak meningkatkan hasil klinis pada pasien rawat inap di akhir perjalanan penyakit mereka.(*)

Baca Juga: Penyebab Gigi Berlubang Selain Makanan Manis, Penderita GERD Berisiko Mengalaminya