Find Us On Social Media :

Produsen Antigen Dalam Negeri Pertanyakan Anggaran 2 T Kemenkes, Karyawannya Tuntut Pemerintah Stop Impor Alkes

Hasil produksi swan antigen dalam negeri menumpuk di gudang, tidak ada yang beli.

GridHEALTH.id - Terancam di PHK karena hasil produksi perusahaannya mangkrak tidak ada yang beli, Ribuan karyawan PT Taishan Alkes Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Pabrik PT Taishan Alkes Indonesia dibilangan Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, (8/12/2021).

Tuntutannya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menyetop pembelian alat–alat kesehatan dari luar negeri atau impor.

Saat menyuarakan aspirasi, para karyawan PT Taishan Alkes Indonesia meminta ke Presiden menolong nasib mereka, dan lebih lagi memerhatian penggunaan alat kesehatan swab antigen produk dalam negeri.

Menurut Sisca, salah seorang perwakilan karyawan, dirinya dan teman-teman lainnya yang bekerja di perusahaan pembuat antigen kini terancam PHK.

Karenanya dirinya dan bersama teman-teman lainnya meminta tolong kepada Presiden lebih memperhatikan penggunaan swab antigen di Indonesia, lebih mengutamakan produk dalam negeri.

Dengan demikian nasib Sisca dan kawan-kawan terselamatkan.

Baca Juga: Cara Mengatasi Ruam Karena Pakai Popok pada Orang Dewasa dan Lansia

Mengenai kondisi tersebut manajemen PT Taishan Alkes Indonesia mengakui sekarang ini stok swab antigen produksinya menumpuk di gudang PT Taishan Alkes Indonesia, ada sekitar 30 juta barang.

Menurut Cahyadi Burhan selaku Komisaris PT Taishan Alkes Indonesia, “Presiden Jokowi sebetulnya telah mendukung industri dalam negeri dengan mengeluarkan Perpres 12 tahun 2021 yang mewajibkan produk–produk lokal untuk dibeli apalagi yang TKDNnya di atas 40%. Akan tetapi kenyataannya, pemerintah terkait tidak melakukan pembelian berdasarkan peraturan yang sudah dibuat oleh Pak Jokowi.”

Masih menurut Cahyadi, perusahaan berinvestasi di produksi alat kesehatan, alasannya adanya peraturan yang mendukung produk lokal seperti Perpres 12 tahun 2021.

Bahkan menurut Cahyadi, Pak Jokowi sendiri sudah membentuk gerakan bangga buatan Indonesia untuk mendukung produk lokal yang diketuai oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Demam Rift Valley,. Penyakit Hewan Ternak Rentan Tertular ke Manusia

“Namun kenyataannya, sekarang ini kami sendiri ini tidak pernah diperhatikan, tidak pernah dilirik, tidak pernah ada yang menghubungi. Padahal produksi kami sudah sangat banyak bisa sampai 1,2 juta pcs (swab antigen) perhari, itu pun hanya 2 shift. Jika 3 shift, kita bisa sampai 1,6 juta pcs perhari dan Kementerian kesehatan punya anggaran hampir Rp 2 Triliun. Kemana semua anggaran itu? Kenapa lokal yang efisien tidak dibeli? Kalau alasannya tidak sanggup suplai, Rp 2 Triliun dibagi Rp 30.000 itu hanya 60 juta pcs, sementara produksi Kami 1,2 juta pcs bisa kami selesaikan dalam 2 bulan,” ujar Cahyadi dikutip dari BeritaSatu.com (8/12/2021).

Baca Juga: 4 Penyebab Ketiak Sakit Selain Kanker Payudara dan Cara Mengobatinya

Produk swab antigen PT Taishan dikatakan Cahyadi, dilansir dari BeritaSatu.com (8/12/2021), sudah memiliki izin edar AKD, sudah lolos uji validitas di laboratorium dan universitas yang ditunjuk oleh Kemenkes, sudah memiliki sertifikat TKDN 48%, memiliki sertifikasi CE dan EC REP, sudah ekspor ke Irlandia dan Thailand. Pun sudah mendapatkan sertifikasi halal.

Untuk diketahui, metode deteksi virus corona yang juga akurat dan sama kilatnya dengan rapid test, menurut DR. Dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, adalah swab antigen.Tes ini mendeteksi antigen atau protein yang dikeluarkan oleh virus, termasuk Covid-19, ketika infeksi sedang berlangsung dalam tubuh.

Baca Juga: Kenali Penyebab Sariawan, Masalah Mulut yang Sering Dialami KitaDengan kata lain, tes swab antigen dapat mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada orang yang sedang mengalaminya."Jadi, swab antigen seperti rapid test, tapi yang dideteksi itu antigen. Tentu kalau bisa mendeteksi antigennya, itu memang lebih baik daripada mendeteksi antibodi."Karena antigen itu langsung mewakili virusnya," jelas Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Prof Amin Soebandrio, dilansir dari GridHEALTH.id (20/8/2020).(*)

Baca Juga: Penyandang Diabetes Sering Mual Muntah, Ternyata Ini Penyebabnya