GridHEALTH.id - Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi karena pertumbuhan sel di kelenjar payudara yang tidak terkontrol.
Penyakit kanker payudara paling berisiko dialami oleh wanita yang memiliki riwayat kanker yang sama dalam keluarga, tidak menyusui, tidak mempunyai anak, dan pengaruh dari hormon kewanitaan (estrogen dan progesteron).
Risiko kanker payudara juga bisa dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang sehat, misalnya malas berolahraga dan diet tinggi lemak.
Baca Juga: Inilah Pemeriksaan Tahap Awal untuk Mendeteksi Kanker Payudara
Deteksi kanker payudara sedini mungkin dapat meningkatkan presentase keberhasilan pengobatan.
Metode SADARI merupakan cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya benjolan di payudara, yang merupakan salah satu gejala dari kanker payudara.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI, Begini Cara Melakukannya
Selain dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri di rumah, wanita juga bisa menjalani pemeriksaan medis dengan metode mamografi atau USG payudara.
Jika ditemukan benjolan, maka akan dilakukan biopsi dengan mengambil sampel jaringan untuk mengetahui apakah ada kelainan pada payudara.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi dari Brawijaya Hospital Antasari dr Arief Wibisono, Sp.B(K) Onk mengatakan dalam liputan khusus GridHEALTH, Sabtu (11/12/2021), bahwa kanker payudara masih bisa disembuhkan.
"Kanker payudara bisa disembuhkan. Datanya, pada stadium 1 atau stadium awal, survival rate-nya atau angka ketahahan hidup seorang wanita dalam lima tahun, bisa sampai 99%," ujarnya.
Baca Juga: Bisakah Pria Mengalami Kanker Payudara? Ini Penjelasan Dokter
Sedangkan wanita yang kanker payudaranya sudah berada pada stadium 2 atau stadium 3, angka ketahanan hidupnya mungkin menurun menjadi 90%-80%.
Begitu juga dengan kanker payudara yang sudah berada di stadium 4, survival rate-nya berada di bawah 40%.
Baca Juga: Berbagai Faktor Risiko Terjadinya Kanker Payudara, Wanita Harus Tahu
Pengobatan kanker payudara terdiri dari empat jenis, yakni operasi, kemoterapi, radiasi, dan terapi hormon.
Wanita yang mengidap kanker payudara tidak perlu menjalankan semua jenis pengobatan tersebut, karena perawatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
"Pengobatan kanker payudara setiap individu beda, disesuaikan dengan tipe selnya, sifat tumor, hormon, dan stadium," jelas dokter Arief.
Selama menjalani pengobatan kanker payudara, seorang wanita harus melakukannya dengan tepat sesuai anjuran dari dokter.
Baca Juga: Ciri-ciri Perkembangan Kanker Payudara, Dari Stadium 1 Hingga 4
Karena jika tidak, wanita yang sudah dinyatakan sembuh dari kanker payudara, memiliki kemungkinan untuk mengalaminya lagi di kemudian hari. Mengapa bisa begitu?
"Kekambuhan terjadi karena sel kankernya resisten atau bandel, kemudian pengobatannya yang tidak komplit atau tidak selesai. Mungkin juga pengobatannya tidak rutin, minum obat tidak rutin, itu bisa kambuh," ujarnya.
Dia juga menjelaskan faktor lain yang bisa menyebabkan kanker payudara kambuh.
"Operasinya yang tidak komplit, karena sisa tumor (ganas) masih ada. Misalnya ada indikasi angkat payudara, tapi hanya benjolan saja (yang diangkat). Perlu radiasi setelah operasi tidak dikerjakan, itu bisa bikin kambuh."