Find Us On Social Media :

Demam Tinggi Setelah Melahirkan, Penyebab dan Cara Pencegahan

Demam setelah melahirkan disebabkan oleh beberapa hal berikut. Ini cara mencegahnya.

GridHEALTH.id - Seharusnya setelah melahirkan ibu tidak mengalami kenaikan suhu tubuh.

Tapi pada beberapa kasus, bisa terjadi demam setelah melahrikan.

Biasanya demam tidak tinggi, berkisar antara 37-37,5 C.

Setelah 12 jam pertama, biasanya suhu tubuh kembali normal.

Nah, jika demamnya seperti itu masih oke.

Namun perlu waspada bila demam itu tak kunjung turun, bahkan hingga 48 jam. Apalagi bila suhunya naik lebih dari 38 C.

Jika itu sampai terjadi artinya ibu mengalami infeksi nifas usai melahirkan atau puerperalis infection.

Kondisi itu terjadi, papar dr. M.H. Roy Sianturi, SpOG dari Bethsaida Hospital Gading Serpong, Tangerang, karena adanya infeksi kuman ke dalam tubuh.

Untuk diketahui, infeksi penyebab demam setelah melahirkan dapat timbul jika;

Baca Juga: Jika Sudah Divaksin Covid-19 Lalu Terpapar Varian Omicron, Inilah yang Terjadi

* Terjadi trauma pada jaringan akibat kuman masuk hingga ke dalam rahim.

Inilah salah satu penyebab demam usai melahirkan. Masuknya kuman dapat melalui sarung tangan ataupun alat-alat medis yang digunakan oleh tenaga kesehatan yang membantu proses persalinan.

Namun, hal itu hanya dapat terjadi bila peralatan medis tidak melalui proses sterilisasi yang tepat.

Umumnya, rumah sakit membersihkan alat-alat medis dengan autoklaf, yakni alat pemanas yang menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi untuk membunuh sel resisten yang diproduksi oleh bakteri.

Persalinan sesar yang menggunakan banyak alat lebih rentan terhadap infeksi ketimbang persalinan normal.

Perbandingan risiko infeksi pada operasi sesar dan persalinan normal adalah tiga berbanding satu. Itulah mengapa, untuk mencegah timbulnya infeksi, setiap Mama yang menjalani operasi sesar akan diberikan antibiotik.

* Terjadi robekan di jalan lahir—pada persalinan normal—sehingga harus dilakukan penjahitan.

Akibatnya, kuman dapat naik hingga ke dalam kandungan.

Oleh karena itu, antibiotik juga diberikan pada ibu yang menjalani penjahitan ini.

* Ada sisa plasenta tertinggal di dalam rahim.

Baca Juga: Booster Vaksin Sinovac Lindungi Tubuh HIngga 94 Persen dari Varian Omicron, Studi

Beberapa menit setelah bayi lahir, umumnya plasenta akan segera menyusul keluar.

Tapi jika rahim tidak berkontraksi dengan baik, maka proses pelepasan plasenta tidak dapat berjalan dengan sempurna.

Walhasil ada sisa-sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam rahim.

Sisa plasenta yang tertinggal di dalam rahim selama lebih dari 30 menit disebut retensio plasenta.

Rahim yang tidak bersih rentan infeksi serta perdarahan.

Menghindari terjadinya retensio plasenta, setelah plasenta dilahirkan, dokter ataupun penolong persalinan akan memeriksa dan memastikan bahwa seluruh plasenta telah berhasil dikeluarkan dari rahim.

* Terjadi persalinan macet atau berjalan sangat lama dan kontraksi kurang bagus.

Baca Juga: Cara Mengatasi Kedua Kaki Bengkak Setelah Melahirkan, Seperti Dialami Nathalie Holscher

Pasalnya, dokter harus berkali-kali melakukan pemeriksaan dalam sehingga kuman bisa masuk melalui vagina hingga ke rahim.

Untuk mengurangi risiko tersebut, pemeriksaan dalam sebaiknya dibatasi maksimal tiga kali hingga saat persalinan. Selain itu, dokter ataupun penolong persalinan yang akan melakukan pemeriksaan dalam diwajibkan membersihkan tangannya dengan sabun atau cairan disinfektan.

Sarung tangan yang digunakan pun harus dalam kondisi bersih dan telah melalui proses sterilisasi.

* Ketuban pecah sebelum waktunya.

Dalam waktu 6 hingga 8 jam setelah ketuban pecah, ibu sudah harus ke rumah sakit.

Baca Juga: Penyebab Sakit Paha Belakang dan Depan, Serta Cara Mengobatinya

Kecuali bila sebelumnya sudah diberitahu bahwa bayinya melintang, maka saat ketuban pecah tidak boleh menunda lagi, harus langsung ke rumah sakit untuk berbaring agar tali pusar tidak turun dan membahayakan janin.

* Kebersihan yang tak terjaga pada organ intim/luka bekas operasi.

Meski aneka penyebab infeksi nifas di atas dapat dicegah, namun apabila tidak menjaga kebersihan organ intim/luka bekas operasi pascapersalinan, maka infeksi dapat terjadi.

Demam usai melahirkan pun akan terjadi. Itulah mengapa, meski setelah melahirkan, ibu akan sangat sibuk dengan si kecil, namun jangan sampai abai untuk menjaga kebersihan diri, terutama pada area organ intim/luka bekas operasi sesar.(*)

Baca Juga: Apakah Artinya Isu Selama Ini Benar? Epidemiolog: Varian Omicron Sudah Lama Menyebar di Indonesia, Peringatkan Aturan Perjalanan

Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Hati-hati, Demam Usai Melahirkan