GridHEALTH.id - Varian Omicron yang tengah mewabah sejak 2021 lalu dikenal dengan kecepatannya menginfeksi seseorang.
Karenanya varian Omicron menurut banyak ahli penularannya lebih cepat daripada varian lainnya, termasuk Delta.
Karenanya varian Omicron penyebarannya sangat cepat di masa pandemi Covid-19 ini.
Meski demikian varian Omicron diketahui tidak menimbulkan keparahan kepada pasien yang terinfeksi.
Beda dengan Delta yang sempat menjadi penyebab gelombang ke dua pandemi Covid-19 di Indonesia, setelah terjadinya tsunami Covid-19 di India.
Jika virus menghasilkan lebih banyak sel di tenggorokan, maka itu membuatnya lebih mudah menular. Sebaliknya, virus yang menginfeksi jaringan paru-paru akan berpotensi lebih berbahaya tetapi kurang menular.
Hasil Penelitian Pada Hewan
Sejumlah penelitian varian Omicron didasarkan oleh uji coba pada hewan. Para peneliti dari Grup Penelitian Virologi Molekuler Universitas Liverpool menerbitkan pra-cetak pada Boxing Day.
Salah satu peneliti, Prof James Stewart mengatakan Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah pada tikus.
Makalah dari penelitiannya bersama para ilmuwan lain itu menunjukkan, bahwa tikus yang terinfeksi Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load (pengukuran jumlah virus) yang lebih rendah, dan mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah.
"Ini salah satu bagian dari teka-teki. Model hewan menunjukkan bahwa penyakitnya tidak separah Delta dan virus asli Wuhan. Tampaknya dibersihkan lebih cepat dan hewan pulih lebih cepat, dan itu terkait dengan data klinis yang masuk," tulis makalah dari para peneliti tersebut, dikutip dari Republika (3/1/2022).
Sementara itu, lab Neyts di Universitas Leuven Belgia menemukan hasil serupa pada hamster Suriah dengan viral load yang lebih rendah di paru-paru dibandingkan dengan varian lainnya.
Prof Johan Neyts mengatakan ini mungkin karena virus lebih baik menginfeksi manusia daripada hamster, atau lebih mungkin menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, atau memicu penyakit yang tidak terlalu parah.
Seperti dilansir The New York Times, Sabtu (01/01/2022), dalam penelitian pada tikus dan hamster, infeksi Omicron tidak terlalu merusak.
Baca Juga: Kaledoskop 2021, Trik Menurunkan Berat Badan, Ketahui 5 Cara Meningkatkan Metabolisme
Infeksinya kerap terbatas pada pernapasan atas: hidung, tenggorokan, dan batang tenggorokan.
Jadi bisa dibilang varian Omicron tidak terlalu membahayakan paru-paru, di mana varian sebelumnya sering menyebabkan jaringan parut dan kesulitan bernapas yang serius.
Gejala Infeksi Varian Omicron
Gejala varian Omicron secara umum tidak jauh berbeda dengan gejala pasien terinfeksi virus corona Covid-19 lainnya.
Namun terdapat sejumlah gejala yang umum dirasakan oleh pasien yang terinfeksi varian Omicron. Orang-orang yang terinfeksi virus corona varian Omicron ditemukan memiliki satu gejala yang sama, yaitu tenggorokan gatal.
Baca Juga: Vitamin D Bagi Ibu Hamil, Kurangi Sakit Hingga Cegah Diabetes dan Infeksi Kehamilan
Dr. Jacob Lemieux dari Harvard Medical School mengatakan, penyebaran Omicron dapat dilihat di Inggris, Amerika Serikat dan Denmark, di mana kasus Omicron yang dikonfirmasi meningkat dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
“Omicron bergerak sangat cepat, lebih cepat bahkan dari bayangan kita,” kata Lemieux, dikutip dari Kompas.com (20/12/2021).
Melansir Deseret News, Jumat (17/12/2021) Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla menduga, vaksinasi dan kekebalan yang didapatkan dari infeksi Covid-19 sebelumnya membuat gejala yang ditimbulkan Omicron lebih ringan.
Baca Juga: Ketahui Penyebab Rambut Rontok pada Anak, Jangan Sampai Diabaikan
"Kami percaya bahwa bukan hanya Omicron yang kurang ganas, tetapi kami percaya bahwa cakupan vaksinasi ini, selain kekebalan alami orang yang sudah pernah kontak dengan virus, juga menambah perlindungan," kata Phaahla.
Sementara itu, Dr Michelle Groome, seorang pejabat di Institut Nasional untuk Penyakit Menular di Afrika Selatan, mengatakan, Omicron cenderung lebih ringan karena kekebalan yang sudah ada, daripada faktor virulensi varian tersebut. Namun, hal itu juga membuat orang-orang yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksinasi Covid-19 menjadi lebih rentan terkena gejala parah akibat Omicron.
"Jadi yang sebelumnya tidak terinfeksi dan tidak divaksinasi tetap berisiko terkena gejala parah Covid-19," ujar Groome.(*)
Baca Juga: 5 Makanan Ini Bantu Ibu Setelah Melahirkan, Cepat Pulih dan ASI Lancar