GridHEALTH.id - Miss V bau memang umum terjadi pada setiap wanita. Namun jika kondisi tersebut tak kunjung hilang, bisa jadi itu tanda dari penyakit infeksi vaginosis bakterialis (BV).
Dijelaskan laman my.clevelandclinic.org (5/6/2020), BV adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebihan.
Diketahui pada kondisi normal, biasanya bakteri "baik" (lactobacilli) lebih banyak daripada bakteri "jahat" (anaerob).
Tetapi pada wanita dengan bakterial vaginosis, terdapat terlalu banyak bakteri anaerob, sehingga mereka mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme di organ intim yang kemudian menyebabkan infeksi BV.
Vaginosis bakterial dapat menyebabkan miss V bau "amis" dan menyebabkan iritasi vagina pada beberapa wanita.
Sementara bagi yang lainnya mereka mungkin tidak memiliki gejala apa pun.
Baca Juga: 4 Penyebab Vagina Gatal Sebelum dan Saat Menstruasi, Serta Cara Mengatasinya
BV dikaitkan dengan hasil obstetri dan ginekologi yang buruk seperti kelahiran prematur, infeksi setelah operasi seperti histerektomi, dan dapat membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi menular seksual, terutama HIV.
Untuk penyebabnya sendiri, sampai saat ini para ahli medis belum sepenuhnya memahami.
Namun mereka sepakat bahwa infeksi berkaitan dengan aktivitas tertentu, seperti gonta-ganti pasangan dan douching atau mencuci organ intim dengan produk berbahan kimia tertentu.
Penyakit infeksi tentu harus diwaspadai, sebab jika dibiarkan begitu saja dalam waktu yang lama dapat memicu terjadinya komplikasi yang merugikan, seperti memicu terjadinya kelahiran prematur saat hamil, penyakit infeksi seksual menular, sampai penyakit radang panggul (PID).
Lantas bagaimana cara mengobati BV?
Baca Juga: Bukan Cuma Tak Sedap Dipandang, Lemak di Leher Jadi Ukuran Risiko Penyakit Jantung
Melansir laman WebMD (11/8/2020), dokter dapat meresepkan antibiotik (metronidazol, klindamisin, tinidazol) untuk mengobati BV.
Ini bisa berupa tablet yang diminum melalui mulut, krim atau gel yang dimasukkan ke dalam vagina.
Sebagian besar perawatan selama dilakukan selama 5 hingga 7 hari. Habiskan semua obat yang diresepkan dokter tersebut, bahkan jika gejalanya sudah hilang.
Sebab jika kita berhenti lebih awal, infeksi bisa kembali.
Karena BV dapat menyebar melalui hubungan seks, jangan melakukan kontak seksual sampai benar-benar selesai minum obat dan gejalanya hilang.
Bahkan setelah BV diobati dan hilang, mereka bisa saja kembali.
Jika itu terjadi, kita mungkin perlu minum antibiotik lagi untuk waktu yang lebih lama.
Jika kita menggunakan IUD dan BV terus datang kembali (BV berulang), konsultasikanlah dengan dokter perihal jenis kontrasepsi yang berbeda.(*)
Baca Juga: 4 Metode Mengencangkan Vagina Kendur Setelah Melahirkan, Tinggal Pilih Sesuai yang Diinginkan