Adapun alasan mengapa siswa mempercayai vaksinasi bertentangan dengan agama diantaranya:
Sebanyak 39 % siswa percaya bahwa Pandemi Covid-19 adalah hukuman dari Tuhan.
Lalu sekitar 48 % siswa memiliki sikap fatalis, atau segala sesuatu ditentukan oleh Tuhan.
Upaya manusia pun tidak berarti banyak.
Menurut Mutia, berdasarkan hasil penelitian tersebut, siswa yang mempercayai hoax, maka prilaku hidup sehat juga semakin tidak dilaksanakan.
Lalu lebih kecil kemungkinan melakukan prilaku hidup sehat.
Penelitian yang dilakukan PPIM UIN Jakarta ini dilakukan secara nasional di 34 provinsi pada 1 September – 7 Oktober 2021.
Baca Juga: Hasil Uji Klinis KIPI Vaksin Booster dari Satgas Covid-19 dan Rekomendasinya
Penelitian dilakukan pada seluruh siswa aktif dengan berbagai latar belakang pada sekolah menengah di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Kementerian Agama.
Jumlah siswa yang dijadikan responden ada sebanyak 3031 orang siswa, dengan tingkat respon (response rate) sebesar 86,35 %.(*)