Untuk vaksin AstraZeneca dapat diberikan untuk booster homolog dengan aturan satu dosis.
Imunogenisitas yang timbul menunjukkan nilai rata-rata titer antibodi sebesar 3,5 kali usai pemberian satu dosis booster AstraZeneca.
Vaksin Moderna dapat diberikan untuk booster homolog dan heterolog dengan aturan setengah dosis.
Imunogenisitas menunjukkan nilai rata-rata titer antibodi yang terbentuk sebesar 13 kali setelah pemberian booster.
"Untuk heterolog vaksin Moderna adalah yang vaksin primernya AstraZeneca, Pfizer dan Johnson and Johnson dengan setengah dosis," imbuhnya.
Sedangkan vaksin Zifivax untuk booster heterolog, dengan vaksinasi primer Sinovac atau Sinopharm.
Imunogenisitas menunjukkan nilai rata-rata titer antibodi yang terbentuk ialah lebih dari 30 kali.
Baca Juga: Kenali Penyebab Mata Berair, Jangan Sampai Diabaikan
Vaksin Zifivax Bakal Diproduksi di Indonesia
Menurut Penny vaksinasi booster dapat diberikan dengan jarak vaksinasi dosis kedua minimal enam bulan.
Dalam mendukung kemandirian vaksin dalam negeri, vaksin Zifivax saat ini sedang dalam pendampingan BPOM untuk diproduksi di dalam negeri dengan pembangunan fasilitas produksi di Indonesia.
Vaksin Zifivax dikembangkan oleh Anhui yang berkerjasama dengan industri farmasi dalam negeri dalam hal ini PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBIO).
"Sekarang sedang proses (pembangunan pabrik) upstream downstream yang dimulai dari bahan baku sampai fill and finish. Ini sekarang dalam proses, diharapkan fill and finish selesai CPOB- ya sekitar bulan Agustus. Sambil menunggu JBIO menyiapkan fasilitasnya, PT JBIO bekerjasama dengan PT Biotis Farmasi untuk melakukan proses fill and finish vakain Zivifax," terangnya.
Dengan berdirinya fasilitas produksi vaksin PT JBIO maka di Indonesia akan memiliki 3 fasilitas produksi vaksin.
Dimana selama ini fasilitas produksi vaksin di dalam negeri baru dimiliki PT Bio Farma dan PT Biotis.(*)