GridHEALTH.id - Lubang anus gatal yang terus menerus terjadi bisa disebabkan oleh banyak hal.
Dimana penyakit infeksi bisa jadi salah satu penyebab lubang anus gatal yang perlu diwaspadai.
Ini mungkin bisa termasuk infeksi menular seksual, cacing kremi, dan infeksi jamur.
Melansir laman mayoclinic.org (15/9/2020), lubang anus gatal dalam istilah medis disebut sebagai pruritus ani.
Lubang anus gatal dapat dikaitkan dengan kemerahan, rasa terbakar, dan nyeri.
Lubang anus gatal yang disebabkan oleh infeksi dapat bersifat persisten dan harus diobati dengan bantuan medis.
Karenanya jika seseorang mengalami lubang anus gatal yang tak kunjung sembuh, baiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.
Hal ini penting dilakukan karena dokter dapat membantu mendiagnosis penyebabnya dan bisa memberikan pengobatan yang terbaik.
Lantas, bagaimana lubang anus gatal diobati?
Baca Juga: WHO Peringatkan 3 Kelompok Ini Berisiko Kehilangan Nyawa Akibat Omicron
Melansir laman my.clevelandclinic.org (22/2/2018), biasanya perawatan berfokus pada penetapan dan pemeliharaan rutin untuk kebersihan anus yang tepat.
Jika penyebab sekunder atau yang mendasari ditemukan, pengobatan akan tergantung pada kondisi spesifik.
- Obat topikal
Steroid topikal, seperti krim atau salep yang mengandung hidrokortison 1%, dapat membantu meredakan gatal dan iritasi.
Krim atau salep dapat dioleskan dua atau tiga kali ke daerah yang terkena setiap hari.
Capsaicin topikal telah dipelajari sebagai alternatif steroid untuk pasien dengan pruritus ani kronis.
- Obat oral
Obat antibiotik atau antijamur dapat diresepkan jika ada infeksi.
- Injeksi metilen biru
Teknik ini dapat digunakan untuk mengobati kasus yang lebih lanjut yang tidak merespon obat topikal.
Metilen biru (pewarna) disuntikkan di bawah kulit di daerah perianal.
Diperkirakan bahwa metilen biru dapat mengurangi rasa sakit dan gatal dengan mematikan ujung saraf di mana penyuntikan dulakukan.
Apa saja tips untuk perawatan diri?
1. Tahan keinginan untuk menggaruk.
Gatal mungkin tampak lebih buruk di malam hari, sehingga orang mungkin secara tidak sadar menggaruk daerah anus dengan kuku mereka saat tidur.
Kenakan sarung tangan katun yang bersih dan lembut sebelum tidur untuk mencegah iritasi dan infeksi.
2. Jaga area perianal tetap bersih dan kering.
Gunakan air bersih sebagai pengganti sabun atau tisu toilet yang dibasahi untuk membersihkan daerah perianal setelah buang air besar.
Kepala pancuran atau bidet dapat digunakan untuk membersihkan area perianal dengan lembut.
Gunakan pengering rambut dengan pengaturan rendah untuk mengeringkan area tersebut.
Jika menggunakan tisu toilet atau handuk, tepuk atau usap area tersebut dengan lembut hingga kering.
Baca Juga: Vagina Berdarah Setelah Bersenggama, Waspadai Penyebabnya Ini
3. Oleskan sedikit tepung jagung atau sepotong kapas ke area tersebut agar tetap kering di siang hari.
Sebagai gantinya, kita bisa menggunakan kain kasa katun kecil.
4. Jangan menggunakan sabun saat membersihkan area anus atau menggosok kuat-kuat dengan tisu toilet atau waslap.
5. Hindari menggunakan krim wangi, losion, mandi busa, bedak, atau produk lain yang dapat menyebabkan iritasi pada area tersebut.
6. Makan makanan yang tinggi serat.
Diet sehat dapat membantu mencegah diare atau sembelit dan memastikan buang air besar secara teratur.
Hindari makanan apa pun yang dapat menyebabkan gatal, seperti makanan pedas atau asam atau minuman berkafein.
7. Hindari memakai pakaian dalam yang ketat atau menyempit.
Pakaian dalam katun dapat membantu menyerap kelembapan lebih baik daripada kain sintetis.
Pastikan pakaian dalam pas dan sering diganti.
Cuci pakaian dengan deterjen bebas pewangi.
8. Gunakan obat topikal sesuai petunjuk.
Oleskan krim atau salep secukupnya dan hentikan penggunaan jika gatal tidak mereda atau bertambah parah.(*)
Baca Juga: Infeksi Sinusitis Bisa Sebabkan Dahi Sakit, Begini Cara Mengobatinya