Find Us On Social Media :

Berikut Efek Samping 5 Vaksin Booster yang Digunakan di Indonesia

Covid arm salah satu efek samping vaksin Covid-19, tapi jarang terjadi.

Vaksin Moderna sebagai booster homolog dan heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen) dengan dosis setengah (half dose) dapat diberikan pada usia 18 tahun keatas.

Penggunaan dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi primer.

Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna.

Efek samping vaksin Moderna antara lain: lemas, sakit kepala, menggigil, demam, mual.

5. Vaksin Zifivax

Baca Juga: Memijat Orang Sesak Napas, Pijat 3 Area Tubuh Ini, Pahami Dahulu Ilmu Dasarnya

Vaksin Zifivax sebagai booster heterolog dengan full dose untuk usia 18 tahun atau lebih dapat diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm).

Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30x pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.

Hasil evaluasi dari aspek keamanan kelima vaksin booster/dosis lanjutan tersebut menunjukan bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster umumnya bersifat ringan dan sedang.

Efek samping dari vaksin Zifivax adalah: timbul nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), diare dengan tingkat keparahan grade satu dan dua.(*)

Baca Juga: Proses Panjang dan Risiko Mengubah Kelamin yang Dilalui Dorce Gamalama, Dibeberkan Dokter Bedah Plastik

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Efek Samping Vaksin Booster: CoronoVac, Pfizer, Astra, dan Moderna"