Find Us On Social Media :

Perdarahan Kanker Serviks Berbeda Dengan Haid, Berikut Penjelasan Doter Konsultan Onkologi Ginekologi

Gejala kanker serviks perlu diwaspadai sejak dini.

GridHEALTH.id - Perdarahan di vagina rupanya jadi salah satu gejala yang paling banyak dialami pasien kanker serviks.

Bahkan sekitar 70 % pasien kanker serviks mengalami gejala tersebut.

Demikian yang disampaikan dokter spesialis kebidanan & kandungan konsultan onkologi ginekologi dari Universitas Indonesia, Dr. dr. Bambang Dwipoyono, BD.Sp.OG, MS, MARS, dalam acara virtual, Jumat(4/2/2021).

"Gejalanya terbanyak adalah perdarahan, ini yang menyebabkan perempuan datang berobat ke rumah sakit," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya tersebut.

Namun Bambang mengingatkan bahwa pendarahan kanker serviks berbeda dengan pendarahan saat haid atau menstruasi.

Dimana jika perdarahan yang berasal dari haid memiliki pola waktu teratur setiap bulannya dan berulang.

Sementara jika perdarahan di luar masa haid itu yang harus perempuan waspadai.

Sebab itu bisa jadi gejala dari kanker serviks atau gejala lainnya. 

"Jika perdarahannya itu di luar haid, apakah karena sentuh akibat hubungan seksual atau sendiri, kita mesti lihat. Tidak semata-mata melihat bagaimana haid atau perdarahan tadi," kata Bambang.

Baca Juga: Selebgram Laura Anna Meninggal, Alami Fraktur dan Dislokasi Tulang Belakang Serviks Akibat Kecelakaan, Bisa Menyebabkan Kesulitan Bernapas

Para wanita disarankan memperhatikan pola menstruasinya atau dengan mencatat waktunya sehingga bila ada perubahan dalam pola, dia bisa segera berkonsultasi ke dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan.

"Jadi sangat dianjurkan perempuan yang sudah haid memiliki catatan, kalau ada perubahan dalam pola haidnya, dia bisa ke dokter atau tenaga kesehatan untuk diperiksa apakah pendarahan yang disebabkan hal lain," tutur Bambang.

Gejala Lain Kanker Serviks

Selain perdarahan, gejala yang umum muncul akibat kanker serviks yakni adanya cairan di vagina yakni keputihan yang banyak, berwarna kemerahan karena tercampur darah dan berbau tidak sedap.

Ada juga keluhan nyeri di panggul, pinggang, tungkai atas dan tulang bila kanker sudah menyebar.

Pada kasus lainnya, bila kanker sudah berat dan menyebar ke paru-paru maka bisa menimbulkan sesak napas.

Baca Juga: Prevelensi Kanker Tulang di Indonesia Meningkat Sejak 2010, Waspadai Gejalanya

Data memperlihatkan, sekitar 500 juta atau 0,5 % perempuan di dunia terkena kanker serviks, dengan sebanyak 55-60 % pasien berakhir dengan meninggal.

Kasus terbanyak yakni 80 % terjadi di negara berkembang seperti Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 31 Januari 2019 memperlihatkan, kasus kanker serviks mencapai 23,4 % per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 % per 100.000 orang.

Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Serviks, Ini Bedanya Pap Smear dan ThinPrep

Bambang mengatakan, data selama 10 tahun juga menunjukkan, perempuan yang terkena kanker berusia muda yakni rerata 40-45 tahun dengan stadium II-III (65 %).

"Bisa dibayangkan usia 40-45 tahun masih cukup muda, usia yang masih produktif sehingga tentu bisa menimbulkan masalah pada stabilitas dalam keluarga," kata Bambang.

"Perempuan umumnya baru datang ke dokter kandungan saat proses hamil dan melahirkan."

"Setelah itu biasanya tidak merasa penting bertemu dokter khususnya dokter kandungan karena urusan persalinan sudah selesai."

"Memang sudah selesai tetapi kita menghadapi suatu kondisi yang harus mendapatkan perhatian," demikian jelasnya.(*)

Baca Juga: Healthy Move, 3 Gerakan Yoga Terbaik Untuk Atasi Kram Menstruasi