Find Us On Social Media :

Varian Omicron Punya Lebih Dari 30 Titik Mutasi, Profesor Mikrobiologi: Bisa Mengurangi Efektivitas Vaksin

Covid-19 varian Omicron memiliki keunikannya tersendiri dibanding varian sebelumnya.

GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terus meningkat setiap harinya.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.

Menurut Nadia, hingga Senin (7/2/2022), total kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia mencapai 4.515 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.819 merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN) dan 2.008 berasal dari transmisi lokal.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Booster Aman Untuk Individu Pada Kelompok Rentan

"Kasus Omicron yg dilaporkan sampai dengan hari ini adalah 4.515. Terdiri dari PPLN 1.819, transmisi lokal 2.008 dan masih diverifikasi 688," jelas Nadia dikutip dari Kompas.com (7/2/2022).

Terkait varian Omicron, ini diketahui merupakan varian covid-19 kelima di dunia setelah varian Beta, Gamma, Alfa, dan Delta.

Menurut Ahli Mikrobiologi Prof. Dr. dr. Yuwono,. M. Biomed, varian omicron memiliki keunikannya tersendiri dibanding varian sebelumnya.

Dimana varian Omicron memiliki lebih dari 30 titik mutasi.

"Dari semua varian tersebut omicron terbilang yang paling unik karena memiliki titik mutasi lebih dari 30 titik. Berbeda dari Delta yang hanya memiliki tiga titik mutasi," kata Prof Yuwono dalam video yang dibagikan TribunSumsel, Sabtu (5/2/2022).

Baca Juga: Tenggorokan Sakit Gegara Covid-19 Konsumsi 5 Bahan Alami Ini, Bantu Redakan Gejala

Direktur Rumah Sakit RS Pusri itu mengatakan, dengan begitu varian omicron memiliki karakteristik dan daya tular yang lebih tinggi.

Namun dampak yang ditimbulkan tidak separah varian sebelumnya apalagi delta.

"Kalau prediksi saya, gelombang omicron ini tidak akan sepanjang varian delta," kata Prof Yuwono.

Ia merincikan, gelombang delta yang menyentuh puncaknya pada Agustus 2021 dimana hunian rumah sakit mencapai 100 persen dan baru berakhir pada Desember 2021.

Sementara untuk varian omicron yang memang mengalami lonjakan kasus yang besar, namun akan lebih cepat turun dalam beberapa bulan kedepan.

Di sisi lain, Yuwono berharap agar masyarakat segera divaksinasi.

Sebab dengan mendapatkan vaksin Covid-19 masyarakat bisa lebih terlindungi dari dampak yang ditimbulkan.

Sehingga risiko kesakitan bahkan kematian pun dapat berkurang.

"Varian omicron ini memang dapat mengurangi efektifitas vaksin, tetapi tidak menghilangkan perlindungan dari vaksin tersebut."

Baca Juga: Hati-hati 7 Gejala Omicron Ini Umum Terjadi Pada Anak Usia 8-12 Tahun

"Karena itu vaksinasi masih sangat penting dilakukan saat ini. Jadi segera percepat vaksinasi," pesannya.

Diketahui penyuntikan vaksin Covid-19 masih menjadi salah satu yang efektif dalam mencegah keparahan dan penyebaran penyakit tersebut.

Dijelaskan pada laman nhs.uk (30/3/2021), bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.

Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19 sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir.

Vaksin booster tentu sangat menolong sekali saatr varian Omicron merajalela seperti saat ini.

Ketahuilah setelah vaksin dosis kedua, enam bulan kemudian kurvanya akan menurun.

Nah, saat ini butuh booster yang akan meningkatkannya kembali dengan cepat hingga beberapa tahun mendatang. Bahkan bisa sampai enam tahun.

Karenany bagi sudah mendapat tiket vaksin booster segera vaksin booster di sentra vaksin terdekat.

Bagi lansia juga masyarakat dengan komorbid jangan ragu untuk divaksin booster Covid-19. Karena pemerintah sudah menjamin keamanannya.(*)

Baca Juga: Saat Melahirkan Normal Vagina Membesar, Setelahnya Menjadi Kendur dan Nyeri