Walhasil, pria itu harus diberi makan dengan selang selama beberapa hari ke depan agar jaringannya sembuh.
Dia dipulangkan setelah menghabiskan seminggu di rumah sakit.
Setelahnya, pria itu mengalami masa pemulihan yang lancar.
Nah, dari kasus di atas, saat bersin memang harus menutup hidung dan mulut, tapi bukan membekap dan menahannya.
Asal tahu saja, tekanan yang terjadi saat menahan dan membekap mulut dan hidung saat bersin merobek jaringan lunak sehingga menyebabkan kerusakan jaringan.
Meskipun fenomena ini cukup langka, namun bisa sangat berbahaya dan menyebabkan perforasi spontan pada faring.
Baca Juga: Varian Beta, Gamma, Alfa, dan Delta Masih Ada Walau Kasus Omicron Mendominasi, Hanya Kalah Tren
Diagnosis dan intervensi yang tertunda dapat menyebabkan komplikasi potensial.
Tindakan tersebut juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti pneumomediastinum (udara yang terperangkap di dada di antara kedua paru-paru), perforasi membran timpani (gendang telinga berlubang).
Bahkan bisa semamkan pecahnya aneurisma otak (pembengkakan pembuluh darah di otak).
“Menghentikan bersin dengan menutup lubang hidung dan mulut adalah manuver yang berbahaya dan harus dihindari." Demikian menurut para dokter di departemen THT di Leicester Royal Infirmary.(*)
Baca Juga: 4 Efek Samping Anestesi Regional, Bius Meredakan Sakit Saat Melahirkan