GridHEALTH.id - Risiko penggunaan paracetamol dalam jangka panjang ternyata tidak bisa dianggap sepele.
Sebab studi terbaru menunjukan bawa penggunaan paracetamol jangka panjang berisiko membuat tekanan darah tinggi meningkat.
Karenanya para peneliti mengimbau obat paracetaol ini harus diberikan dosis efektif terendah untuk waktu sesingkat mungkin.
Para ilmuwan mengatakan obat tersebut memang merupakan obat yang benar-benar aman untuk digunakan pada pasien dengan kondisi tertentu.
Namun, temuan terbarunya menunjukkan bahwa ada efek pada tekanan darah yang mirip dengan antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen.
Dimana efek ini diketahui dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung.
Para ahli menyampaikan, peningkatan tekanan darah diperkirakan meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke sekitar 20 %.
Ahli mengusulkan, penelitian harus mengarah pada tinjauan resep parasetamol jangka panjang kepada pasien, terutama yang memiliki kondisi tersebut atau berisiko terkena penyakit jantung maupun stroke.
“Studi ini dengan jelas menunjukkan bahwa parasetamol, obat yang paling banyak digunakan di dunia, meningkatkan tekanan darah, salah satu faktor risiko terpenting untuk serangan jantung dan stroke,” ujar Ketua Pribadi Farmakologi Klinis di University of Edinburgh Profesor James Dear seperti dikutip dari The Independent, Rabu (9/2/2022).
Baca Juga: Dirut RS Pusri Palembang Demam Hingga Dua Hari Setelah Disuntik Vaksin Booster Covid-19
“Dokter dan pasien bersama-sama harus mempertimbangkan risiko dan manfaat dari resep parasetamol jangka panjang, terutama pada pasien yang berisiko penyakit kardiovaskular,” lanjut dia.
Prof Dear menambahkan, timnya menemukan bukti bahwa dua minggu pengobatan dengan parasetamol meningkatkan tekanan darah pada pasien yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.