Find Us On Social Media :

Jangan Lakukan 6 Hal Ini Usai Divaksin Booster Covid-19, di Jepang Omicron Bawa Lonjakan Kasus Kematian

Setelah mendapat suntikan vaksin booster, jangan lakukan hal berikut ini.

GridHEALTH.id - Program vaksinasi booster Covid-19 sudah digulirkan di Indonesia.

Semua masyarakat bisa mendapatkan vaksinasi booster Covid-19 dengan cuma-cuma alias gratis.

Sayang, masih saja ada masyarakat yang abai dan enggak untuk divaksin, jangankan booster, dosis 1 dan 2 saja mereka tidak mau dan belum.

Terlepas dari itu, jika kita akan divaksin booster Covid-19, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, selain telah 6 bulan mendapat vaksin dosis ke 2, sedang sehat, dan di atas 18 tahun, juga setelah divaksin booster Covid-19 ingat tidak jangan lakukan 6 hal ini.

Hal ini dimaksudkan selain untuk menghindari KIPI, juga supaya antibodi terbentuk dengan baik dan tidak timbul risiko tertentu.

Berikut adalah hal-hal yang tidak dianjurkan bagi seseorang setelah menerima vaksin booster Covid-19.

1. Mengonsumsi Alkohol

Melansir dari website Unicef, alkohol dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu alkohol juga menyebabkan respon imun tubuh atau antibodi terhadap vaksin tidak bekerja secara efektif.

Baca Juga: Benarkah Setelah Terinfeksi Omicron Bakal Kebal Varian Delta? Ini Kata Ahli

Sehingga mengkonsumsi alkohol tidak dianjurkan dalam beberapa hari baik sebelum maupun setelah vaksin lantaran bisa berakibat pada tidak bekerjanya fungsi vaksin.

2. Merokok

Setelah seseorang menerima vaksin booster, maka dianjurkan untuk tidak langsung merokok.

Hal itu seperti diungkapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa orang yang merokok setelah vaksin berisiko tinggi mengalami infeksi yang cukup parah apabila terpapar Covid-19.

Sama halnya dengan alkohol, merokok juga mampu menurunkan respon antibodi terhadap vaksin Covid-19.

3. Mengonsumsi Makanan & Camilan dengan Indeks Glikemik Tinggi

Pantangan yang harus dihindari oleh penderita diabetes yang melakukan vaksin booster adalah beberapa jenis makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi.

Indeks glikemik menunjukkan seberapa cepat suatu makanan mempengaruhi kadar gula darah. Semakin tinggi indeks glikemik, maka semakin cepat lonjakan gula darah.

Mengutip situs NDTV Food, berikut makanan yang harus dihindari:

Baca Juga: Puncak Covid-19 di Indonesia Semakin Dekat, Kemenkes Peringatkan Ini

* Gula dan makanan manis

* Minuman manis

* Roti

* Kentang

* Nasi putih

4. Mengonsumsi Makanan Cepat Saji

Bagi seseorang yang baru saja menerima vaksin booster, perlu menghindari konsumsi makanan junk food atau fast food secara langsung.

Hal itu lantaran makanan cepat saji mengandung lemak trans yang tinggi. Lemak tersebut mampu mempengaruhi efektivitas kerja vaksin.

5. Langsung Beranjak dari Tempat Vaksin

Baca Juga: Ibu Hamil Wajib Konsumsi 6 Makanan Ini, Anak Cerdas Sejak di Kandungan

Sama halnya dengan vaksin dosis pertama dan kedua, dosis ketiga atau booster juga berisiko menimbulkan KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.

Melansir dari CDC Amerika Serikat, seseorang yang baru saja menerima vaksin booster dianjurkan untuk tidak langsung pergi dari tempat.

Sebaiknya menunggu selama 15 hingga 30 menit terlebih dahulu. Jika terdapat reaksi alergi, maka tenaga medis yang ada dilokasi bisa segera memberikan pertolongan.

6. Mengabaikan Protokol Kesehatan

Melansir dari laman Unicef, walaupun sudah menerima beberapa dosis vaksin, namun bukan berarti seseorang mengabaikan anjuran menerapkan protokol kesehatan.

Hal itu lantaran pemberian vaksin bukan berarti seseorang bisa terhindar seratus persen dari penularan Covid-19.

Sehingga bagi yang sudah menerima vaksin, dianjurkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Terapkan anjuran dengan memakai masker, mencuci tangan setelah beraktivitas dan gunakan hand sanitizer serta menjaga jarak aman.

Prihal vaksin booster Covid-19, sempat tertentu di negara Jepang.

Baca Juga: 5 Tanda-tanda Mulut Kering Akibat Diabetes dan Cara Mengatasinya

Saat itu Perdana Menteri Kishida menunda pemberian booster kepada masyarakat Jepang.

Wal hasil, varian Omicron di Jepang membawa lonjakan kematian baru dalam kasus COVID-19.

Kata para ahli dari pemerintah, penundaan peluncuran suntikan booster COVID-19 membuat Jepang lebih rentan daripada negara kaya lainnya ketika varian Omicron membawa lonjakan kematian.

Pada hari Selasa (15/2), Jepang melihat 236 kematian baru, korban harian terburuk dari COVID-19.

Karenanya Dr Hidekiyo Tachiya, walikota Kota Soma di Jepang utara dan ketua asosiasi nasional pemimpin kota, bertemu dengan Kishida pada bulan Oktober untuk mendesak dimulainya lebih awal untuk booster.

Tapi tidak ada yang diberikan sampai Desember, dan kemudian hanya dilaksanakan ke dokter dan petugas kesehatan.

"Jika mereka memberi tahu kami pada bulan November, bahwa enam bulan sudah cukup, maka di Soma kami bisa mendapatkan suntikan mulai Desember, dan untuk itu saya merasa kesal. Jika lebih cepat, tidak akan ada begitu banyak penderitaan dan begitu banyak orang tidak akan mati," ungkap Dr Tachiya, yang merupakan seorang dokter.(*)

Baca Juga: Gaya Hidup Sehat, Ini Alasannya Bangun Pagi Lebih Menguntungkan