Find Us On Social Media :

Olahraga Bisa Kendalikan Long Covid-19 yang Menyiksa, Disarankan Dokter

Waspada long cOvid-19 dengan gejala kelelahan, cegah dan mengatasinya ikuti petunjuk dokter berikut ini.

GridHEALTH.id - Salah satu keluhan penderita Long Covid-19 adalah kelelahan.

Juga ada yang mengalami sesak nafas atau nafas berat.

Setidaknya 42 persen pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 dan mengalami Long Covid merasakan hal itu.

Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Agus Dwi Susanto, kelelahan kronik salah satu gejala yang dialami penyintas Covid-19 yang terkena fenomena Long Covid.

"Hasil publikasi di Inggris, Amerika Serikat dan China, sebagian besar merasakan kelelahan kronik. Lemah, letih. Di Inggris 60 persen mengalami itu," kata Agus belum lama ini.

Gejala long Covid lainnya, nyeri sendi, nyeri otot, bahkan gejala depresi, gejala sakit pada perut, gangguan perasa dan pembau.

Sedangkan menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia Dr dr Isman Firdaus, melansir Okezone (25/2/2022), kalau masih merasakan kelelahan kronik, maka perlu dipantau apakah fungsi jantungnya masih bagus.

"Di rumah bisa mulai olahraga lagi, jalan kaki, bersepeda ringan, sehingga otot jantung lebih nyaman dalam kondisi olahraga dan otot dilatih. Tentu jika stres tinggi, adrenalin tinggi, maka beban jantung berat," ujar dia.

Jika dalam satu bulan masih merasakan kelelahan pasca sembuh dari infeksi Covid-19, dr. Isman menyarankan, "kalau sepekan atau dua pekan sudah baik kondisinya, olahraga bisa ditingkatkan," katanya.

Baca Juga: Bukan Ciri Perawan, Ini 6 Penyebab Keluar Darah dari Vagina Setelah Bersenggama

Mengenai long Covid-19, dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Akademik UGM, dr. Siswanto, Sp. P, menerangkan bahwa kondisi ini banyak ditemui pada pasien dengan derajat keparahan sedang, berat, dan kritis, serta pasien dengan komorbid, meski tidak menutup kemungkinan terjadi pada pasien dengan kategori ringan.

“Yang paling berisiko adalah penderita diabetes melitus, gagal jantung, hipertensi, penyakit metabolik, dan penyakit paru kronik. Selain itu, yang membawa risiko juga adalah penyakit koinsiden, misalnya saat terkena COVID bersamaan juga dengan terkena Tuberkulosis atau komplikasi lainnya,” terangnya, dilansir dari laman Unicersitas Gadjah Mada (27/10/2021).

Sebagai antisipasi long Covid, menurut Siswanto, penyintas COVID-19 perlu memantau gejala atau keluhan yang terjadi hingga 12 minggu sejak onset atau munculnya gejala pertama.

Pasien yang mendapat perawatan di rumah sakit disarankan untuk melakukan kontrol satu hingga dua minggu setelah keluar dari rumah sakit.

Selanjutnya, kontrol dilakukan kembali pada minggu keenam atau kedelapan sejak onset.

Setelah 12 minggu, pasien bisa dipastikan sudah sembuh secara sempurna atau belum dilihat dari ada atau tidaknya gejala atau kelainan secara radiologis maupun hasil laboratorium.

Bagi pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah, ia menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika setelah empat minggu masih mengalami gejala, baik gejala sama yang muncul pertama kali ataupun gejala baru.

Untuk diperhatikan, menurut dr. Siswanto, dirinya banyak menemukan pasien yang melakukan isolasi mandiri karena keterbatasan kapasitas perawatan rumah sakit.

Setelah pemeriksaan diketahui memiliki derajat keparahan sedang maupun berat.

Baca Juga: Healthy Move, 4 Latihan Sederhana Menghilangkan Lemak di Punggung

“Jangan segan-segan bagi masyarakat untuk periksa jika dulu sebelum terkena COVID tidak punya gejala seperti ini tapi setelah COVID mengalami gejala, apapun itu, sebaiknya konsultasi,” terangnya.

Karenanya, dr. Siswanto berpesan bagi pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh, untuk tidak memerhatikan asupan makanan.

Konsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat, lakukan intermittent fasting atau diet puasa, tidur berkualitas 6-8 jam di malam hari, dan perbanyak konsumsi vitamin C, D, B, E, dan antioksidan.

Selain itu, penyintas disarankan menghindari stres serta mengontrol penyakit penyerta.

“Tubuh kita punya mekanisme untuk repair organ yang mengalami kerusakan sel, namanya autofagi. Proses ini butuh stimulus, perlu ada pengkondisian tertentu,” paparnya.(*)

Baca Juga: 5 Pengobatan Rumahan Untuk Usir Jerawat, Bisa Dengan Aspirin