Hal yang sama pada mereka yang kegemukan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami long COVID.
Tapi bukan sebuah hal yang mustahil jika anak-anak bisa terserang long COVID.
Dilansir dari The Conversation, Kantor Statistik Nasional Inggris memperkirakan bahwa sekitar 13% -15% anak-anak mengalami long COVID lebih dari lima minggu.
Bahkan, di Italia, lebih dari separuh anak-anak dengan COVID-19 memiliki setidaknya satu gejala yang menetap selama 17 minggu setelah didiagnosis.
Gejala Long Covid
Seperti halnya infeksi Covid-19, long covid pun memiliki gejala.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran UI dan Rumah Sakit Persahabatan pada bulan Maret 2021 lalu, tiga gejala yang paling umum dialami oleh para penderita long COVID ialah kelelahan/fatigue, batuk, dan nyeri otot.
Baca Juga: Bukan Ciri Perawan, Ini 6 Penyebab Keluar Darah dari Vagina Setelah Bersenggama
Sedangkan menurut CDC, Gejala-gejala umum long COVID, banyak sekali; kesulitan bernapas, kelelahan, masalah psikis, , kesulitan berpikir atau berkonsentrasi (kadang-kadang disebut sebagai “kabut otak“), batuk, sakit dada atau perut, sakit kepala, detak jantung cepat atau berdebar, nyeri sendi atau otot, perasaan tertusuk jarum, diare, masalah tidur, demam, pusing saat berdiri (kepala terasa ringan), ruam, perubahan suasana hati, perubahan bau atau rasa Perubahan siklus haid.
Long Covid Omicron
Untuk hal ini, long covid pada pasien Omicron, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa belum ada penelitian yang menjelaskan mengenai pasien yang terinfeksi varian Omicron mengalami long covid. "Kan long covid itu gejala sesudah beberapa bulan sembuh. Omicron saja baru ada dua bulan," ujarnya, dikutip dari Tempo.co (4/2/2022).
Namun menurut Tjandra yang juga Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), kekhawatiran itu memang ada.