GridHEALTH.id - Sebuah studi baru di Northwestern University Medicine di Amerikas Serikat menunjukkan bahwa setelah hidung manusia secara eksperimental tersumbat selama satu minggu, aktivitas otak dengan cepat berubah di daerah otak penciuman.
Otak kita bekerja lembur untuk menjaga indera penciuman kita tetap tajam, mengimbangi gangguan indera vital ini.
Perubahan ini menunjukkan otak mengkompensasi gangguan indera vital ini. Ini kembali ke pola normal segera setelah pernapasan bebas telah pulih.
Penelitian sebelumnya pada hewan telah menunjukkan bahwa sistem penciuman tahan terhadap perubahan persepsi setelah kekurangan bau.
Makalah baru ini berfokus pada manusia untuk menunjukkan bagaimana hal itu bisa terjadi. "Anda membutuhkan input sensorik yang berkelanjutan agar otak memperbarui informasi bau," kata Keng Nei Wu.
Baca Juga: Pengobatan Rumahan, Atasi Hidung Tersumbat dengan Bawang Putih
Baca Juga: Fakta Mengejutkan Tentang Penyebab Demam Pada Lansia, Bukan Sekadar Infeksi
Untuk penelitian ini, Wu benar-benar menutup lubang hidung sekelompok peserta selama seminggu saat mereka tinggal di kamar rumah sakit khusus yang tidak berbau.
Pada malam hari, peserta diperbolehkan bernapas dengan normal saat mereka tidur di kamar.
Setelah kekurangan penciuman karena hidung tersumbat, peneliti menemukan peningkatan aktivitas di korteks frontal orbital dan penurunan aktivitas di korteks piriform, dua wilayah yang berhubungan dengan indera penciuman.
Ketika pernapasan dipulihkan, orang segera dapat merasakan bau. Seminggu setelah pengalaman kekurangan napas , respons otak terhadap bau telah kembali ke tingkat pra-eksperimental, menunjukkan bahwa perubahan yang disebabkan oleh hidung tersumbat dengan cepat dibalik. (*)
Baca Juga: Snail Filtrate, Lendir Siput Bermanfaat Untuk Kulit Cegah Penuaan Dini
Baca Juga: Asam Lambung Bikin Perut Mulas? Ini Trik Alami Untuk Mengatasinya