Find Us On Social Media :

Kekuatan Son Of Omicron Menginfeksi Manusia Setara Penyakit Paling Menular di Dunia

son of Omicron sudah ada di Indonesia. Waspada penularannya lebih ganas dari penyakit paling menular di dunia.

GridHEALTH.id - Saat varian Omicron masih menghantui penduduk dunia juga Indonesia.

Muncul sub variabn baru dari Omicron yang disebut son of Omicron alias virus BA.2.

Berdasarkan catatan dari Medical News Today, sub-varian BA.2 atau Son of Omicron ini pertama kali teridentifikasi oleh para ilmuwan yang melakukan penelitian Covid-19 di Afrika Selatan dan India sekitar bulan Desember 2021 lalu.

Tak butuh waktu lama bagi virus ini untuk terus menyebar, bahkan mencapai Inggris dan Amerika Serikat.

Kini, virus BA.2 ini telah ‘menjelajahi’ benua Amerika, Eropa, serta Asia. Sub-varian tersebut mulai menghantui dunia yang masih berjuang lepas dari pandemi sejak akhir Desember 2021 lalu.

Jadi sangat jelas jika son of Omicron ini memiliki tingkat penularan yang sangat cepat.

Karenanya para ahli mengklaim bahwa masyarakat harus lebih waspada terhadap penyebaran Son of Omicron.

Peringatan WHO

Berdasarkan laporan WHO, Son of Omicron mulai menjadi salah satu penyebab terbesar penularan Covid-19 di sepuluh negara, yaitu Cina, Brunei, Filipina, India, Bangladesh, Guam, Pakistan, Nepal, Montenegro, hingga Denmark.

Baca Juga: Punya Kolesterol Tinggi Lebih Baik Hindari Karbohidrat daripada Lemak, Menurut Studi Terbaru

Menurut World Health Organization (WHO), Son of Omicron ini memiliki dampak penularan hingga 30% lebih kuat daripada ‘seniornya.’

Times of India melaporkan bahwa sub-varian Omicron, BA.2 memiliki susunan genetik yang sangat berbeda dengan induknya.

Para peneliti menyebutnya sebagai varian siluman. Yang lebih gawat lagi, varian siluman tersebut ternyata juga punya sekitar 20 mutasi yang berbeda dari Omicron.

Hal ini memberikan kesimpulan bahwa Son of Omicron bukan hanya satu sub-varian Omicron saja.

Lebih dari itu, BA.2 ini punya beragam jenis sehingga para peneliti bakal semakin sulit untuk melacak sifat, sekaligus menentukan tingkat agresivitasnya.

Tidak Sejinak Omicron

Omicron terkenal sebagai varian paling ‘jinak’ dari semua jenis Covid-19. Namun tampaknya mutasi yang menghasilkan BA.2 harus menjadi perhatian banyak orang.

Meski masih turunan dari Omicron, peneliti mulai mewanti-wanti bahwa Son of Omicron bisa memicu gejala yang lebih parah.

Bahkan bisa menyaingi Covid-19 generasi awal, termasuk Delta.

Baca Juga: Ada 5 Nutrisi yang Harus Didapatkan Anak, Jika Tidak Anak Akan Mengalami 4 Hal Ini

Selain itu, perlu jadi catatan pula bahwa BA.2 dicurigai akan lebih kebal terhadap pengobatan untuk virus Corona, seperti antibodi monoklonal atau penggunaan sotrovimab.

Melansir Times of India, beberapa gejala awal dari Son of Omicron adalah munculnya rasa pusing dan kelelahan.

Dua gejala ini muncul di awal infeksi, tepatnya 2-3 hari. Waspada juga bahwa varian ini bisa bertahan lebih lama di dalam tubuh.

Gejala berikutnya yang akan muncul dan menyertai infeksi Son of Omicron adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, rasa lelah yang amat sangat, nyeri otot, hingga meningkatnya detak jantung.

Ahli epidemiologi bahkan memperingatkan BA.2 yang dijuluki "Son of Omicron" alias "Stealth Omicron" memiliki daya tular yang hampir setara dengan penyakit paling menular di dunia.

"Omicron BA.2 sekitar 1,4 kali lebih menular dibandingkan BA.1. Angka reproduksi (R0) untuk BA.1 adalah sekitar 8.2, membuat R0 untuk BA.2 sekitar 12," ungkap ahli epidemiologi Profesor Andrian Esterman, seperti dilansir The Sun (15/3/2022).

Berdasarkan angka ini, Prof Esterman mengatakan, daya tular BA.2 bisa dikatakan hampir mendekati daya tular penyakit paling menular di dunia, yaitu campak.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit bersama penderita campak untuk memicu terjadinya penularan.

Saat ini, campak sudah menjadi penyakit yang terkendali karena vaksinasi.

Baca Juga: Cara Gargling yang Tepat Supaya Hasilnya Maksimal, 3T Kuncinya

Akan tetapi, sebelum vaksin campak dikembangkan, campak merupakan masalah kesehatan dunia yang menyebabkan jutaan kematian pada era 1980-an.

Berkaitan dengan Covid-19, saat ini beberapa negara sedang menghadapi peningkatan kasus Covid-19 di tengah gelombang omicron.

Akan tetapi, ahli menilai peningkatan ini bukan semata-mata hanya karena daya tular varian omicron.

Ahli menilai ada faktor-faktor lain yang juga turut berkontribusi pada meningkatnya kembali kasus Covid-19.

Salah satu di antaranya adalah pelonggaran restriksi dan protokol kesehatan.

Untuk diketahui sebagai peringatan, son of Omicron kasusnya sudah ada di Indonesia.

Hal ini sudah dikonfirmasi oleh Menkes.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 Omicron BA.2 yang disebut sebagai 'Omicron siluman' atau juga 'Son of Omicron' telah mendominasi di wilayah Indonesia.

"Hasil genome terakhir dalam dua bulan lebih kita sudah melakukan 8.032 genome di akhir BA.2 sudah dominan di Indonesia," kata Budi jumpa pers secara virtual, Senin (14/3).(*)

Baca Juga: Kontak Erat Kini Mudah Dilacak oleh PeduliLindungi, Kasus Covid-19 Turun ke Titik Terendah Sejak 28 Januari