- Kerusakan saraf: Kerusakan saraf mendadak akibat stroke atau cedera kepala dapat melemahkan atau memengaruhi koordinasi otot menelan atau membatasi sensasi.
Apa tanda-tanda dan gejalanya disfagia? “Gejala awal terjadi muncul-hilang-muncul, sehingga seringkali diabaikan,” kata Dr. Sugumar. “Setelah gejalanya persisten dan menyebar, baru mencari penanganan medis.”
Seiring berkembangnya disfagia, pada akhirnya akan sulit menelan semua jenis makanan dan bahkan kemudian cairan.
Beberapa gejala yang terkait dengan disfagia meliputi tersedak saat makan, sulit menelan, batuk atau tersedak saat makan, sensasi makanan tersangkut di tenggorokan atau dada, dan keluar air liur (ngiler).
Muncul juga keluhan seperti mulas atau sering sendawa dan suara yang serak.
Jika mengalama salah satu gejala di atas, disertai tanda bahaya atau 'alarm' lain seperti darah di tinja atau jumlah darah yang rendah, bersama dengan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, segera ke dokter.
Bagaimana disfagia biasanya didiagnosis? Menelan itu sendiri adalah proses kompleks yang melibatkan lebih dari 50 otot dan banyak saraf. Jadi, seperti yang dapat dibayangkan, mendiagnosis penyebabnya juga sangat rumit.
Baca Juga: Healthy Move. Latihan Untuk Punggung Tegak dengan Hiperekstensi
Baca Juga: Alergi ASI, Sekadar Mitos Atau Fakta Memang Ada? Ini Kata Ahli
Dokter pertama-tama akan meninjau riwayat kesehatan dengan cermat untuk memberikan gambaran terhadap penyebabnya, dan mungkin menyarankan endoskopi untuk segera fokus pada penyebabnya.
“Pemeriksaan darah dan endoskopi seringkali merupakan tes pertama yang kami lakukan untuk sampai pada diagnosis,” kata Dr. Sugumar.
"Tes lebih lanjut seperti studi menelan barium dapat dilakukan sesuai kebutuhan jika penyebab yang mendasarinya sulit dipahami."