Find Us On Social Media :

Gegara Kebiasaan Banyak Masayarakat Kelas Atas Ini, Negara Kehilangan 11,5 miliar dolar AS Tiap Tahun

Wamenkes Dante

GridHEALTH.id - Jika negara sampai kehilangan uang yang cukup besar, artinya yang dirugikan adalah kita semua.

Paling terkena imbas adalah masyarakatnya.

Karenanya kita harus menjaga devisa negara sebaik-baiknya.

Selain korupsi, uang negara hilang dan pindah keluar negeri juga banyak dikarenakan faktor kesehatan.

Ya, untuk masyarakat kelas atas berobat keluar negri sudah seperti sebuah keharusan.

Tapi tahu kah, karena banyaknya masyarakat kelas atas berobat keluar negeri setiap tahun, negara mengalami kerugian karena kehilangan 11,5 miliar dolar AS setiap tahun.

Hal itu diutarakan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono Harbuwono.

Menurutnya, "Kita setiap tahun kehilangan 11,5 miliar dolar AS karena banyak masyarakat Indonesia, sekitar 600 ribu hingga satu juta orang yang berobat ke luar negeri," ujar Wamenkes Dante Saksono Harbuwono di Banda Aceh, Kamis (24/3).

Hal itu dia sampaikan saat mengisi kuliah umum dalam Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ke-31 dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Ke-22 di Banda Aceh, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga: 6 Kebiasaan Penyebab Gigi Sensitif, Hati-hati yang Hobi Makan Es Batu

Masih menurut Wamenkes Dante, uang sebanyak itu bisa raib karena jumlah warga Indonesia yang berobat ke luar negeri mencapai satu juta orang per tahun.

Mayoritas masyarakat pergi berobat ke tiga negara tujuan, yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand.Mendengar apa yang dipaparkan Dante dari data Kemnekes itu, tentu banyak yang kaget.

Karenanya pemerintah melalui Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi kesehatan dengan meningkatkan kualitas layanan rujukan guna menekan banyaknya warga yang berobat ke negara lain.

Transformasi layanan rujukan tersebut akan fokus terhadap mortalitas penyakit utama, seperti stroke, jantung, diabetes melitus, sirosis, tuberkulosis dan beberapa penyakit lainnya.

Asal tahu saja, penyakit-peyakit itu yang membuat banyak warga negara Indonesia kalangan atas berobat ke luar negeri.

“Ini yang disinyalir menyebabkan banyaknya orang-orang berobat ke luar negeri. Kita akan upayakan pengobatan ke luar negeri itu menjadi berkurang," terangnya.Intinya Dante menegaskan, “Masalah kualitas layanan rujukan harus kita tingkatkan, masalah kepercayaan masyarakat harus kita tingkatkan, sehingga kita bisa menekan banyaknya orang yang kemudian berobat keluar negeri.” Dalam upaya transformasi itu pula, mulai 2021 menurut Dante Kemenkes sudah melakukan pembangunan rumah sakit pratama untuk daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan terluar. Bahkan, Kemenkes juga memprioritaskan pembangunan lebih 100 unit rumah sakit hingga 2024.

Baca Juga: TBC Penyakit Infeksi Menular, Ini yang Harus Dilakukan Jika Terkena

“Kita sudah bangun beberapa rumah sakit, dan kita prioritaskan hingga tahun 2024 nanti akan dibangun beberapa rumah sakit di daerah perbatasan, kepulauan terluar hingga lebih 100 rumah sakit,” katanya.Sebanyak 95 persen dari layanan tersebut harusnya dirujuk ke rumah sakit yang kita bangun tersebut sehingga dana rujukan menjadi terkendali, katanya.Komitmen itu dituangkan Kemenkes dalam enam pilar transformasi kesehatan yakni layanan primer berupa penanganan terhadap imunisasi, skrining kesehatan, stunting, serta Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB).Selanjutnya pilar layanan rujukan yakni penanganan sembilan penyakit prioritas dengan mortalitas tertinggi, kemudian pilar ketahanan kesehatan yakni riset dan industrialisasi obat dan alat kesehatan dalam negeri.Selanjutnya, pilar pembiayaan kesehatan yaitu fokus pada pembiayaan berbasis kebutuhan dasar kesehatan, pilar sumber daya manusia (SDM) kesehatan yakni produksi dan distribusi kekurangan 172 ribu dokter, serta pilar teknologi kesehatan berupa penerapan teknologi digital dan bioteknologi.(*)

Baca Juga: Penyakit Asma Bisa Memburuk Jika Pengidapnya Mengonsumsi Makanan Ini