Find Us On Social Media :

Paxlovid Dikonsumsi Segera Setelah Positif Covid-19, Ini Syarat Penggunaannya

Konsumsi obat antivirus Paxlovid tidak boleh sembarangan.

GridHEALTH.id - Obat antivirus paxlovid telah tiba di Indonesia dan sedang menunggu kajian Badan POM untuk digunakan sebagai pengobatan Covid-19.

Kajian ini termasuk efikasi, khasiat, dan efek samping dari paxlovid.

Sebelumnya, beberapa negara sudah menggunakan obat antivirus buatan perusahaan farmasi Pfizer tersebut.

Di wilayah timur, Korea Selatan menjadi negara Asia pertama yang telah menyetujui penggunaan Paxlovid.

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, menyatakan paxlovid aman dikonsumsi oleh pasien Covid usia 12 tahun ke atas dan berat 40 kg atau lebih.

Meski demikian, obat Covid-19 tersebut tidak boleh dikonsumsi sembarangan alias perlu menggunakan resep dokter.

Hal itu seperti diungkap Associate Professor Departemen Kimia di Universiti Putra Malaysia Bimo Ario Tejo, Ph.D, yang dilansir dari tribunnews.com (28/3/2022).

Menurutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat antivirus paxlovid.

Misalnya saja, paxlovid tidak efektif untuk pasien Covid-19 yang bergejala berat dan sudah dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Inilah Obat Covid-19 yang Bisa Netralkan Subvarian Omicron, Produksi AstaraZeneca

Obat ini juga harus diberikan segera setelah terindikasi positif Covid-19, sebaiknya dalam rentang waktu 5 hari setelah munculnya gejala, dan tidak bisa digunakan lebih dari 5 hari berturut-turut.

“Paxlovid hanya bisa diberikan dengan resep dokter dan tidak bisa digunakan untuk mencegah Covid-19. Jadi protokol Kesehatan dan vaksinasi tetap harus dijalankan,” tegas Bimo.

Sebelum mengonsumsi Paxlovid, pasien Covid-19 juga perlu mengetahui apakah sebelumnya memiliki sejarah hipersensitivitas terhadap nirmaltrevir atau ritonavir.

Selain itu, bagi pasien Covid jangan kaget apabila saat mengonsumsi Paxlovid akan mengalami dysgeusia (gangguan indra perasa), diare, hipertensi, dan nyeri otot.

Paxlovid juga memiliki kontraindikasi jika diberikan bersama obat lain yang berinteraksi dengan CYP3A seperti alfuzosin, pethidine, propoxyphene, amiodarone, dronedarone, flecainide, propafenone, quinidine, colchicine, lovastatin, simvastatin, phenobarbital, rifampin, dan lainnya.

Daftar lengkap obat yang memiliki kontraindikasi dengan Paxlovid ada di publikasi lembar fakta yang dikeluarkan oleh FDA.

Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Bimo juga menjelaskan pada umumnya penderita komorbid boleh mengkonsumsi Paxlovid selama dikonsultasikan dengan dokter.

Misalnya, mempunyai masalah ginjal (eGFR ≥30 hingga

Baca Juga: Hanya 4 Jenis Obat Covid-19 Ini yang Resmi Digunakan di Indonesia

Paxlovid juga tidak boleh diberikan kepada penderita gangguan ginjal dengan eGFR

Sementara itu diberitakan GridHEALTH.id (16/12/2021) sebelumnya, Pfizer Inc. menyatakan berdasarkan hasil studi, obat antivirus paxlovid dapat menurunkan risiko perburukan hingga rawat inap dan kematian hingga 89 %.

Tak seorang pun dalam uji coba yang menerima pengobatan Pfizer meninggal, dibandingkan dengan 12 kematian di antara penerima plasebo.

Pfizer juga merilis data awal dari uji klinis kedua yang menunjukkan bahwa pengobatan tersebut mengurangi rawat inap sekitar 70% pada sekitar 600 orang dewasa berisiko standar.

"Ini adalah hasil yang menakjubkan," kata Chief Scientific Officer Pfizer Mikael Dolsten dalam  wawancara pada Rabu (14/12/2021) kepada AFP.

"Kita berbicara tentang jumlah nyawa yang diselamatkan dan rawat inap yang dicegah. Dan tentu saja, jika kita menyebarkan ini dengan cepat setelah infeksi, kita cenderung mengurangi penularan secara dramatis," kata Dolsten.(*)

Baca Juga: Sedang Isolasi Mandiri? Segini Harga Obat Covid-19, Bisa Didapatkan Gratis