Find Us On Social Media :

Penjelasan CDC Prihal Positif Covid-19 Padahal Sudah Vaksin Booster

Masih terinfeksi Covid-19 setelah vaksinasi booster.

GridHEALTH.id - Vaksin booster diberikan untuk meningkatkan kembali antibodi yang menurun.

Hal itu seperti dikatakan Kepala BPOM RI Penny K. Lukito, dalam artikel GridHEALTH.id (10/1/2022) sebelumnya.

Menurut Penny, berdasarkan pengamatan uji klinik dalam kurun waktu yang panjang, telah menunjukkan bahwa respon imun menurun seiring dengan waktu hingga 30 %.

"Dan interval penurunan yang bervariasi dan tergantung dari jenis vaksinnya."

"Data imunogenisitas dari hasil pengamatan dari semua vaksin Covid-19 menunjukkan adanya antibodi yang signifikan menurun sampai 30 % terjadi setelah 6 bulan pemberian vaksin primer yang lengkap," ujarnya.

Itulah kenapa diperlukan pemberian vaksin booster untuk meningkatkan kembali imunogenisitas yang telah menurun.

Pemberian vaksinasi booster ini juga telah direkomendasikan WHO, sebagai upaya mempertahankan efikasi saat terinfeksi Covid-19.

Meski demikian, tak bisa dipungkiri masih ada rang yang sudah divaksinasi maupun mendapatkan dosis lanjutan justru masih positif Covid-19.

Lantas, kenapa masih ada orang yang positif Covid-19 meski sudah divaksin booster?

Baca Juga: 2 Fakta Hasil Studi Prihal Vaksin Beri Perlindungan Terbaik Bagi Penyintas Covid-19

Dilansir dari cnbcindonesia.com (1/4/2022), Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menjelaskan jika vaksin tidak 100% efektif mencegah infeksi.

Ini membuat masih ada kemungkinan orang yang telah divaksinasi masih terkena Covid-19.

"Vaksin Covid-19 efektif mencegah infeksi, penyakit serius dan kematian. Kebanyakan orang terkena Covid-19 tidak divaksinasi."

"Namun karena vaksin tidak 100% efektif mencegah infeksi, beberapa orang yang telah divaksinasi lengkap tetap akan terkena Covid-19," tulis CDC dalam situs resminya (1/4/2022).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ahli Virologi Fakultas Kedokteran Universitas Warwick Inggris, Professor Lawrence Young.

Dia mengatakan menjadi pengingat tidak ada vaksin 100 % efektif.

"Akan selalu ada proporsi individu yang rentan terhadap infeksi dan penyakit," kata dia.

Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi termasuk booster.

Sebab vaksinasi dapat mencegah orang yang terkena infeksi Covid-19 bergejala berat dan risiko kematian.

"Kita berharap vaksinasi bisa berkontribusi besar untuk mencegah pasien bergejala berat hingga berisiko kematian akibat infeksi Covid-19," ungkap Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari laman Sehat Negeriku.

Baca Juga: Tips Anti Lemas Saat Vaksinasi Covid-19 di Bulan Puasa, Ini Caranya

Dari laporan 21 Januari-22 Februari 2022, 17.871 pasien yang dirawat di rumah sakit ada 2.489 pasien meninggal dunia. Sebagian besarnya belum divaksinasi lengkap.

Kematian juga meningkat pada kelompok lansia, komorbid, dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap.

Sementara itu jika mendapatkan vaksinasi dan booster maka dapat memberi perlindungan hingga 91% dari kematian ataupun risiko buruk lain karena Covid-19.

"Oleh sebab itu, pemerintah terus mempercepat laju vaksinasi bekerja sama dengan pemerintah daerah, serta instansi-instansi lain, seperti TNI dan Polri mengingat pentingnya vaksinasi ini," ujarnya.(*)

Baca Juga: Update Covid-19, Kasus Tanpa Gejala Meningkat di Shanghai Saat Omicron Kembali Melanda Cina, Indonesia Terdeteksi Sudah Kemasukan Omicron BA.2