Penyebab yang sering ditemukan adalah ketidakteraturan pola makan.
Penyebab lainnya, mengonsumsi camilan yang tidak sehat sepanjang hari, seperti gorengan, cokelat dan keju.
Semuanya itu faktor pemicu gangguan lambung.“Pengendalian diri pada saat stres atau terlalu cemas juga dapat memicu naiknya asam lambung,” ungkap Prof Ari.Tak hany itu, kelompok maag organik, berkaitan dengan obat-obatan terutama obat rematik.
Hati-hati, mengonsumsi jamu yang mengandung obat rematik juga dapat memicu maag organik.Lainnya, infeksi bakteri Helicobacter pylori adalah penyebab dari 20 persen kasus gangguan lambung.
Baca Juga: Berpuasa Pada Saat Hamil di Trimester Dua Dapat Menurunkan Risiko Diabetes Gestasional
Nah, dari aneka penyebab maag tersebut, Prof Ari menganjurkan untuk para penderita gangguan lambung untuk tetap berpuasa, apabila tidak dalam kategori akut.
Kondisi akut, tandasnya, ditandai dengan muntah-muntah dan nyeri yang cukup hebat.
Jika penderita maag berpuasa selama satu bulan bulan penuh du Ramadan, “Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kebanyakan orang-orang menderita penyakit maag adalah maag fungsional. Maka saat berpuasa pola makan menjadi lebih teratur, yaitu pada sahur dan berbuka,” ujar Prof Ari.Tak hanya itu keistimewaan Ramadan lainnya bagi penderita maag, di Ramadan umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti sholat, dzikir dan menahan amarah.
Sehingga ibadah dapat menjadi kontrol diri yang dapat menurunkan stres.“Sedangkan penderita maag kategori organik, puasa juga dapat menjadi alternatif proses penyembuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita maag yang berpuasa jauh lebih cepat sembuh,” jelas Prof. Ari.
Jadi penderita maag selama Ramadan adalah memintum tepat untuk mengatasi masalah maah yang ada.(*)
Baca Juga: Tak Hanya Merusak Paru-paru, Ini 3 Gangguan Mata Akibat Merokok