Find Us On Social Media :

Covid-19 Varian XE Belum Terdeteksi di Indonesia, Ini Pesan Satgas

Covid-19 varian XE belum ada di Indonesia.

GridHEALTH.id – Perhatian dunia saat ini tengah tertuju kepada varian baru Covid-19, yakni varian XE.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan mengenai Covid-19 varian XE yang disebut lebih menular dibandingkan Omicron BA.2.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh WHO, Covod-19 varian XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari lalu.

Sejak saat itu, tercatat ada lebih dari 600 kasus konfirmasi terkait dengan varian baru Covid-19 tersebut.

Dilansir dari News Nation, temuan awal menunjukan varian XE memiliki kemampuan 10% lebih menular daripada varian BA.2 yang juga sering disebut sebagai siluman Omicron.

Karena masih terbilang baru, tingkat keparahan varian XE belum diketahui dan para ahli masih terus melakukan pemantauan.

“Penularan dan tingkat keparahan varian rekombinan baru ini amsih diselidiki, jadi kami akan memantau dengan cermat situasi terbaru,” kata Chuang Shuk-kwan, kepala Cabang Penyakit Menular di Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) Hong Kong.

Selain Inggris, Covid-19 varian XE juga sudah terdeteksi ada di wilayah Asia, tepatnya Thailand, pada Sabtu (02/04/2022).

Temuan rekombinasi Covid-19 varian BA.1 dan BA.2 ini, dilaporkan oleh Center for Medical Genomics, Rumah Sakit Ramathibodi.

 Baca Juga: Baru Sembuh Satu Bulan dari Covid-19, Bolehkah Ikut Puasa Ramadan?

Bagaimana dengan di Indonesia? Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa saat ini, Covid-19 varian XE belum ditemukan di Indonesia.

“Walaupun BA.1 dan BA.2 sudah ditemukan di kita, namun gabungannya saat ini belum, semoga saja kita tidak mendeteksinya,” kata Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Kompas.tv, (06/04/2022).

“Kalaupun mendeteksinya, sama seperti negara lain, diharapkan tidak memberikan dampak ataupun tingkat keparahan,” sambungnya.

Meski belum terdeteksi, ia tetap mengingatkan masyarakat untuk selalu meningkatkan tingkat kewaspadaan.

Terlebih sejumlah aturan telah dilonggarkan oleh pemerintah, salah satunya izin untuk mudik pada Hari Raya Idul Fitri 2022.

“Dan yang menjadi tantangan di Indonesia, ini adalah kegiatan mudik Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2022. Tentunya ini berbeda dengan Inggris ‘kan tidak ada kegiatan yang mobilisasi besar,” ujarnya.

“Ini artinya yang harus kita waspadai dengan memperhatikan kondisi negara lain, serta yang terjadi di kita. Ini merupakan pelonggaran pertama yang cukup memiliki tantangan yang besar, di mana masyarakat yang mudik diprediksi bisa sampai dua kali lipat, 80 juta orang,” sambung Nadia Tarmizi.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, mengimbau masyarakat untuk tidak panik.

 Pasalnya, rasa takut yang berlebih terhadap Covid-19 varian XE, akan memengaruhi imunitas tubuh dalam menghadapi ancaman penularan penyakit.

Baca Juga: Penyebaran Kasus Positif Covid-19 di DKI Jakarta Terbanyak se-Indoneisa, Disusul Jawa Barat

“Karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain Covid,” katanya dalam agenda keterangan pers, dikutip dari kanal YouTube Sekertariat Presiden, Selasa (05/04/2022).

Ia menjelaskan, pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dalam penyesuian kebijakan.

Penerapan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilities) juga masih diperlukan dalam upaya mengendalikan Covid-19.

Baca Juga: Covid Varian XE 10 Kali Lebih Menular Dibanding Omicron BA.2, Ini Gejala Yang Perlu Diwaspadai