Gejala non-motorik, yang bahkan dapat terjadi bertahun-tahun sebelum gejala motorik PD, termasuk gangguan tidur (sering terbangun, insomnia, kantuk di siang hari, dll.), gangguan fungsi otonom (hipotensi ortostatik, konstipasi, dll.), gangguan kognitif, gangguan mood, nyeri, dan bahkan inkontinensia urin.
Karena berbagai gejala motorik dan non-motorik, diagnosis dan pengobatan yang cepat merupakan tantangan.
Menjadi kondisi neurodegeneratif, dapat menyebabkan pasien pada akhirnya menjadi tergantung pada orang lain untuk aktivitas hidup sehari-hari.
Bagaimana PD dapat diobati? Perawatan biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengontrol tremor (gemetar) dan gejala lainnya.
Masalahnya adalah bahwa sementara obat mengendalikan gejala, mereka harus diminum sepanjang hidup individu.
Selain itu, dengan meningkatnya keparahan gejala, dosis dan jumlah obat yang dibutuhkan juga meningkat, namun tidak ada penghentian atau penundaan perkembangan PD.
Masalah dengan intervensi cepat pada PD adalah bahwa gejala awal cenderung tidak diperhatikan karena dapat dianggap sebagai bagian dari penuaan normal.
Selain itu, karena tidak ada tes darah, diagnosis hanya didasarkan pada riwayat klinis dan pemeriksaan neurologis.
Baca Juga: Mendeteksi Gejala 4 T Diabetes Pada Anak dan Remaja, Hanya 9 % Orangtua yang Paham Menurut Studi
Baca Juga: 6 Cara Mencegah Infeksi Mulut, Rajin Sikat Gigi Hingga Tidak Merokok
Dr Mahajan menjelaskan, "Di antara perawatan yang lebih baru, saya percaya bahwa tubuh kita memiliki mekanisme reparatifnya sendiri.
Kita dapat memanfaatkan mekanisme penyembuhan bawaan ini untuk mendapatkan kontrol gejala yang lebih efektif dan jangka panjang serta memperlambat perkembangan PD.