Find Us On Social Media :

Kasus Hepatitis Misterius pada Anak di Eropa dan AS, Ini 7 Gejalanya

Puluhan anak di Eropa dan Amerika mengalami hepatitis padahal sebelumnya sehat.

Sementara itu di Amerika Serikat, Departemen Kesehatan Masyarakat Alabama mengidentifikasikan sembilan anak berusia 1 hingga 6 tahun yang positif hepatitis.

Mereka semua juga dinyatakan terpapar adenovirus meskipun tidak ada riwayat penyakit lain sebelumnya dan dua di antaranya butuh transplantasi hati.

“Anak-anak ini dibawa ke layanan kesehatan di berbagai wilayah Alabama dengan gejala penyakit gastrointestinal dan berbagai tingkat cedera hati termasuk gagal hati. Analysis selanjutnya mengungkapkan kemungkinan hubungan hepatitis ini dengan Adenovirus 41,” kata Lembaga tersebut dikutip dari CNN, Sabtu (16/04/2022).

Adenovirus merupakan virus yang paling umum menyebabkan penyakit seperti pilek dan bisa memicu terjadinya konjungtivits, serta diare.

Virus ini sangat jarang terlibat dalam kasus hepatitis pada orang-orang yang mempunyai sistem pertahanan tubuh yang lemah.

“Meskipun peran potensial adenovirus dan/atau SARS-CoV-2 dalam patogenesis kasus-kasus ini adalah satu hipotesis, faktor menular dan non-menular lainnya perlu diselidiki sepenuhnya untuk menilai dan mengelola risiko dengan benar,” jelas WHO.

Di Inggris hanya satu pasien saja yang terkonfirmasi memiliki kontak dengan orang yang mengalami penyakit hepatitis.

 Baca Juga: Waspadai Penyebaran Penyakit Infeksi Hepatitis, Jika Alami Gejala Ini Segera Periksakan ke Dokter

Sampai saat ini belum ada faktor risiko epidemiologis lain yang diidentifikasi, termasuk perjalanan ke luar negeri, baik untuk kasus hepatitis di Eropa ataupun Amerika Serikat.

Juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, yang juga mempelajari kasus-kasus di Alabama mengatakan, mereka bekerja sama dengan para ahli di Eropa untuk menyelidiki situasi misterius ini.

WHO memberikan peringatan bahwa ada kemungkinana akan muncul lebih banyak kasus hepatitis anak, sebelum ditemukan jawaban dan tindakan pengendalian serta pencegahan yang sesuai telah dilakukan.

“Negara-negara anggota diminta untuk mengidentifikasi, menyelidiki dan melaporkan kasus-kasus potensial yang sesuai dengan definisi kasus,” ujar mereka.