GridHEALTH.id – Hari Raya Idul Fitri 2022 tinggal sebentar lagi dan masyarakat menyambutnya dengan suka cita.
Bukan hanya karena akan menyambut hari kemenangan, aturan pemerintah yang mengizinkan masyarakat untuk mudik pun juga menjadi kebahagiaan tersendiri.
Selama pandemi Covid-19 dua tahun belakangan ini, mudik ditiadakan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus.
Situasi Covid-19 yang dinilai sudah jauh lebih baik dan antibodi masayarakat terhadap virus yang tinggi, pemerintah pun memberikan izin mudik lebaran.
Namun, di tengah euforia mudik, masyarakat juga tetap harus menaati protokol kesehatan mengingat tren kenaikan kasus Covid-19 terjadi setiap akhir libur panjang.
Lonjakan kasus Covid-19 rata-rata terjadi sekitar 4 hingga 6 minggu setelah libur panjang. Misalnya pasca Idul Fitri dan libur Nataru tahun lalu.
Berdasarkan peta sebaran Covid-19 di laman covid19.go.id, terlihat adanya kenaikan kasus Covid-19 pada Juni dan mencapai puncaknya pada Juli 2021.
Lonjakan kasus Covid-19 setelah libur lebaran lalu juga dibarengi dengan masukknya Covid-19 varian Delta di Indonesia.
Selain angka kasus positif yang tinggi, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia pun terus bertambah setiap harinya. Hingga akhrinya melandai pada bulan Oktober.
Baca Juga: Kebijakan Lebaran 2022 Dintentukan Hasil Sero Survei Kemenkes dan FKM UI Terbaru Ini
Kenaikan kasus Covid-19 kemudian terjadi lagi pada awal 2022 pasca libur Nataru dan bersamaan dengan terdeteksinya varian baru Omicron.
Apa yang menyebabkan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 setiap selesai libur panjang?
Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), M.Si kepada GridHEALTH.id Selasa (19/04/2022), mengatakan hal tersebut berkaitan dengan mobilitas masyarkat.
Saat melakukan mudik massal, terdapat risiko masker yang digunakan ukurannya tidak pas atau longgar, melorot, hingga lepas.
Orang-orang yang melakukan perjalanan menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta api, kapal laut, ataupun pesawat harus menghabiskan waktu berjam-jam bersama.
Begitu juga dengan masyarakat yang memilih mengendari kendaraan pribadinya ke kampung halaman.
Prof Miko membagikan tujuh tips yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 ke keluarga saat mudik.
Pencegahan Covid-19 agar tidak menular ke keluarga adalah seperti berikut:
1. Hal pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah menggunakan masker di manapun dan kapan pun, meskipun saat berinteraksi dengan keluarga terdekat.
Baca Juga: 10 Hari Lagi Lebaran, Aturan Mudik 2022 Kembali Diubah Pemerintah
Pastikan masker yang digunakan ukurannya pas dan tidak longgar, dapat menutupi hidung, mulut, dagu, serta pipi.
Penggunaan masker memberikan perlindungan yang efektif bagi orang yang menggunakannya, karena Covid-19 varian apapun sulit masuk.
2. Sebisa mungkin tidak berada di kerumuman lebih dari 15 menit, apalagi jika ruangan tersebut memiliki ventilasi udara yang buruk.
3. Namun, jika memang ada hal yang penting dilakukan, sering-sering cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
4. Saat ini, vaksinasi Covid-19 sudah bisa diberikan kepada lansia hingga anak-anak. Pastikan anak-anak berusia 6-17 tahun sudah mendapatkan dua dosis penuh vaksin dan usia 18 tahun hingga lansia, telah menerima dosis penguat (booster).
5. Agar tubuh selalu dalam kondisi prima, jangan lupa untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, aktif, dan mendapatkan istirahat yang cukup.
6. Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah melemahnya imunitas, yang menjadi pintu masuk bagi SARS-CoV-2 menginfeksi.
7. Jika mengalami kondisi yang dicurigai sebagai gejala Covid-19 seperti demam, batuk, pilek, hilang kemampuan mencium dan merasa, serta diare, maka segera pergi ke dokter.
Bahkan jika perlu segera lakukan tes antigen untuk memastikannya. Apabila dinyatakan positif Covid-19, lakukan isolasi di rumah atau rumah sakit agar tidak menularkan ke orang lain ataupun tetangga.
Baca Juga: Jangan Vaksinasi Covid-19 Saat Mudik, Kemenkes Peringatkan Bahayanya Ini