GridHEALTH.id - Tak terasa kini umat muslim di Indonesia telah memasuki 10 hari terakhir Ramadan 2022.
Bagi muslim yang taat, di 10 hari terakir tentu tidak akan disiasiakan, walaupun memang ibadah puasa dan lainnya di Ramadan saat ini berat sekali.
Apalgi di 10 hari terakhir Ramadan banyak bonus alaman yang sangat dinanti dan diharapkan oleh umat muslim, yaitu Lailatul Qodar.
Karenanya walau semakin berat ibadah Ramadan dan puasa di 10 terakhir, kita harus berjuang tetap sehat dan fit supaya bisa melaksanakan semua ibadah wajib dan sunnah di 10 hari terakhir Ramadan ini.
tak terkecuali bagi penyintas penyakit kronis, jangan kendor semangat untuk menjalankan ibadah puasa di 10 hari terakhir Ramadan ini.
Karenanya harus tetap menjaga kondisi kesehatan tetap fit.
Mengenai hal tersebut dosen Fakultas Kedokteran (FK) UII, dr. Erlina Marfianti, M.Sc, Sp.PD membagikan tips bagaimana tetap fit dan sehat berpuasa meski memiliki penyakit kronis, yang disampaikannya pada webinar pada Senin (05/04/2021).Pertama, berkonsultasilah ke dokter untuk mengetahui apakah kondisi tubuh stabil yang memungkinkan untuk melakukan ibadah puasa atau tidak.
Kedua, penderita diabetes dianjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur.
Baca Juga: Benarkah Vaksinasi Covid-19 Alami Itu Adalah Varian Omicron?
Karena waktu puasa lebih panjang akan membuat kadar gula darah semakin rendah yang akan membahayakan pasien.
Selain itu diet makanan harus diperhatikan, seperti mengurangi makanan manis dan perbanyak air putih.Ketiga, Selanjutnya penderita hipertensi dan penyakit jantung, disarankan untuk mengurangi asupan makanan yang berlemak dan mengandung garam.
“Puasa menuntut seseorang untuk mampu menahan nafsu emosi atau sabar, hal itu tentunya sangat bermanfaat bagi pasien. Saat marah, manusia akan mengeluarkan hormon adrenalin yang akan mengaktifkan saraf simpatis, mempersempit pembuluh darah, dan akan memperberat kerja jantung untuk memompa darah,” jelas dr. Erlina, dikutip dari laman Universitas Islam Indonesia (6/4/2021).Keempat, penyintas hipertensi dan penyakit jantung untuk mengkonsumsi diet sayuran hijau, buah-buahan, dan air putih.
Garam tidak hanya berasal dari garam dapur, tapi juga dari makanan ringan yang rasanya gurih.
Oleh karena itu konsumsi air putih minimal 1.5L sangat penting untuk menetralkan kandungan natrium yang tinggi dalam tubuh.Kelima, penyakit kronis lain yang juga perlu diperhatikan yaitu asam lambung atau dikenal sebagai maag oleh masyarakat umum.
Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah keadaan rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Ini Tips dari Ahli untuk Jaga Kolesterol Tetap Aman
Penyakit ini bisa menyerang anak-anak maupun dewasa.
Gejala utama dari asam lambung naik adalah rasa seperti terbakar di dada (heartburn), yang bertambah parah setelah makan atau saat berbaring. Gejala ini dapat disertai dengan keluhan gangguan pencernaan lainnya, seperti sering bersendawa, mual dan muntah, serta maag dan sesak napas.
Penyakit asam lambung juga dapat menimbulkan keluhan mulut terasa asam.Karenanya menurut dr. Erlina, “Saat berpuasa kurangi asupan makanan yang akan meningkatkan asam lambung seperti kopi dan sambal."
"Penderita asam lambung juga dianjurkan saat sahur atau buka puasa mengonsumsi makanan yang mudah dicerna terlebih dahulu"
"Karena apabila langsung mengkonsumsi makanan pedas akan meningkatkan gerakan peristaltik lambung yang akan menimbulkan gesekan dan akhirnya timbul mual.”
Selain itu, dr. Erlina pun menitipkan 3 pesan lain yang harus diperhatikan dan ditaati;
* Berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Bisa Kembali Meledak Setelah Musim Mudik, Ini Penyebabnya
* Mengatur diet makanan sesuai dengan penyakit yang diderita.
* Olahraga.
Bagaimana, mampu dong untuk melakukannya demi bisa sukses full satu bulan penuh puasa Ramadan dan sukses mendapatkan bonus pahala yang sangat banyak di 10 hari terakhir Ramadan.(*)
Baca Juga: Mudik Aman dan Nyaman, Lakukan 7 Tips Ini Agar Terhindar dari Covid-19