GridHEALTH.id - Hari raya idul fitri identik dengan berbagai makanan khas lebaran yang menggugah selera.
Mulai dari opor ayam, sambal goreng, rendang, ketupat, hingga gulai.
Makanan tersebut tentu sangat menggoda dan membuat kita ingin mengonsumsinya dalam porsi yang banyak.
Meski begitu, perlu diketahui beragam menu lebaran tersebut kebanyakan mengandung santan dan minyak yang tinggi.
Alhasil risiko mengalami koleterol tinggi pun besar ketika kita mengonsumsi makanan khas lebaran.
Menurut mayoclinic.org (13/7/2019), kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Ketika kadar kolesterol tinggi terjadi dalam waktu lama dan tidak segera diatasi, ini dapat mengembangkan timbunan lemak di pembuluh darah.
Kondisi ini dapat membuat darah tidak mengalir dengan baik di arteri.
Terkadang, endapan yang terjadi dapat pecah secara tiba-tiba dan membentuk gumpalan yang menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Ini Tips dari Ahli untuk Jaga Kolesterol Tetap Aman
Melihat penjelasan ini, bukan berarti kita tidak bisa maka menu lebaran yang ada.
Lalu apa yang harus dilakukan jika kolesterol naik setelah mengonsumsi menu lebaran?
Berikut tips dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Franciscus Ari, seperti dilansir dari Antara (13/6/2020).
Menurut Ari, ada empat hal yang bisa dilakukan ketika kolesterol naik saat lebaran.
Pertama, kembali menjalankan gaya hidup sehat, salah satunya berolahraga setidaknya 30 menit dalam 4-6 kali seminggu.
Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda statis maupun berenang.
Kedua, terapi nutrisi. Kita disarankan menerapkan diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak.
Ketiga, berhentilah merokok jika perokok.
Sejumlah penelitan menunjukkan, merokok memiliki efek negatif pada kadar HDL dan rasio LDL/HDL.
Baca Juga: Air Kelapa Menu Sahur yang Dianjurkan Bagi Penyintas Kolesterol Tinggi
Menurut Ari, berhenti merokok minimal 30 hari dapat meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik secara signifikan.
Keempat atau yang terakhir, sebaiknya kurangi asupan alkohol untuk membantu menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL.
Ari mengatakan, pada kelompok orang tertentu, perubahan gaya hidup mungkin saja cukup untuk memperbaiki kadar lemak darah.
Sedangkan pada kelompok lain, diperlukan terapi penanganan dengan bantuan obat-obatan.
Dokter akan meresepkan obat kolesterol yang sesuai dengan kondisi lemak darah, karena masing-masing obat memilikicara kerja berbeda.
Sebagian besar obat kolesterol memiliki target pada penurunan kadar LDL, dan sebagian lain pada penurunan kadar trigliserida, dan peningkatan kadar HDL.
Untuk itu, diperlukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan terapi yang tepat.(*)
Baca Juga: Kadar Kolesterol Tinggi Bisa Dikendalikan dengan Gaya Hidup Sehat