Find Us On Social Media :

Komentar IDI Setelah Vaksin Terawan Berhasil Membuat Seorang Gadis 'Bisa Jalan Lagi'

Vanessa, gadis 13 tahun yang bisa jalan lagi usai disuntik vaksin Nusantara oleh dokter Terawan.

Pada fase ini akan dievaluasi pemberian dosis dan keamanannya. Jika lolos ujian fase dua maka akan lanjut ke fase tiga.

Kemudian masuk fase III, meski vaksin sudah boleh diproduksi tapi masih belum bisa dipasarkan. Pada fase ini juga banyak sekali syarat yang harus dipenuhi.

Apabila lolos ujia fase III (dinyatakan efektif dan aman) maka obat tersebut boleh didaftarkan ke lembaga yang berwenang dalam menangani pemasaran vaksin dan boleh dijual di pasaran.

Fase terakhir alias fase IV adalah post marketing surveillance, yakni kegiatan pengawasan untuk melihat aspek keamanan, khasiat dibandingkan dengan vaksin standar sebelumnya, dan mutu produk tersebut di populasi.

Sebab produk telah dipasarkan di masyarakat dan dokter pun sudah boleh membuatkan resepnya.

Baca Juga: Cara Efektif Cegah Infeksi Hepatitis Akut pada Anak, Ini Imbauan IDI dan IDAI

Hal ini dilakukakan karena bisa saja ditemukan very long term effect (efek jangka sangat panjang) dari produk yang telah diedarkan.

Sehingga tak jarang pada beberapa kasus terjadi penarikan vaksin dari peredaran di masyarakat setelah fase 4 ini.

Dari jumlah populasinya yang besar (melibatkan ribuan pasien), harus diagnosis tertentu, dan tindak lanjut yang lama karena harus dinilai efek jangka pendek, menengah, hingga panjang.

Selain itu, ditahapan ini juga vaksin yang diteliti akan diuji stastistik bersama dengan plasebo atau 'obat kosong'.

Dimana beberapa orang secara acak (random) akan dipilih sebagai subjek penelitian.

Percobaan ini akan membantu peneliti mengetahui apakah vaksin tersebut benar-benar efektif atau hanya sugesti pasien yang merasa lebih baik karena tahu mereka telah mengonsumsi vaksin tersebut.(*)

Baca Juga: Selain Sinovac, Ini Pilihan Vaksin Halal Rekomendasi dari MUI