Dosis vaksin hepatitis B selanjutnya, akan diberikan saat anak sudah berusia 2, 3, dan 4 bulan.
Efek samping yang mungkin timbul setelah anak menerima vaksin hepatitis B, yakni kemerahan, nyeri, bengkak di area suntikan, dan kelelahan.
Pemberian vaksin hepatitis B penting, karena terkadang orang yang terinfeksi tidak menyadari kalau dirinya membawa virus. Sehingga menjaga kebersihan saja tidak cukup.
Selain itu, vaksin hepatitis B juga memberikan sistem kekebalan jangka panjang. Rata-rata bayi yang melengkapi seluruh dosis vaksin hepatitis B, mendapatkan perlindungan dari infeksi selama asa kanak-kanak hingga dewasa.
Pemberian vaksin ini juga bertujuan untuk memberikan perlidungan, serta mengurangi risiko anak terinfeksi virus hepatitis A.
Vaksin hepatitis A diberikan sebanyak dua kali, ketika anak sudah berusia 12 hingga 24 bulan (1-2 tahun).
Baca Juga: Hasil Investigasi Kasus Hepatitis Akut Misterius, Ditemukan Virus Epstein-Barr dan Adenovirus 41
Jarak antara pemberian vaksin hepatitis A pertama dan kedua yakni enam hingga 12 bulan. Di Indonesia umumnya menggunakan jenis vaksin hepatitis A dan kombinasi dengan hepatitis B.
Anak-anak yang usianya di atas 2 tahun sampai 18 tahun pun, juga tetap bisa mendapatkannya, terutama jika sebelumnya tidak diimunisasi.
Efek samping yang mungkin muncul setelah anak menerima vaksin hepatitis A yakni demam ringan, nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan. Reaksi alergi sangat jarang terjadi.
Vaksin hepatitis baik hepatitis A maupun B aman diberikan kepada anak dan bisa memberikan perlindungan terhadap infeksi. Efek samping yang ditimbulkan pun juga ringan.(*)
Baca Juga: Dinkes Jatim Temukan 114 Kasus Suspect Hepatitis Akut Misterius di 18 Kabupaten/kota