Find Us On Social Media :

Terkait KLB Hepatitis Akut Misterius, Masyarakat Indonesia Diminta Tidak Berenang di Kolam Renang Umum

Cegah penularan hepatitis dengan menghindari berenang di kolam renang umum untuk sementara waktu.

GridHEALTH.id - Kasus Hepatitis Akut yang saat ini menyerang anak-anak kini tengah menjadi perhatian dunia.

Di Indonesia sendiri, penyakit tersebut dilaporkan telah merenggut tiga korban jiwa.

Dimana ketiga anak tersebut diduga mengalami hepatitis akut dan meninggal dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 31 April 2022.

Menyikapi kasus tersebut, masyarakat diminta ikut mewaspadai penyebaran hepatitis akut misterius ini.

Salah satunya dengan tidak berenang di kolam renang umum untuk sementara waktu ini.

"Untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum," ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim), Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI.

Meski sampai saat ini bagaimana penyebaran Hepatitis Akut misterius belum diketahui secara pasti, akan tetapi pencegah perlu dilakukan.

Terkait untuk tidak berenang di kolam renang umum, ini dikarenakan salah satu jenis virus hepatitis dapat menyebar lewat kolam renang.

Dikutip dari laman hepatitiscentral.com (14/8/2007), ada satu jenis virus hepatitis yang berpotensi mencemari kolam renang yakni hepatitis A.

Baca Juga: Sudahkah Si Kecil Mendapat Vaksin Hepatitis? Cegah Infeksi Peradangan Hati

Disebutkan bahwa virus hepatitis A terutama ditularkan melalui kotoran.

Karenanya hepatitis A adalah jenis virus yang bisa menjadi masalah di kolam renang dibandingkan jenis virus hepatitis lain yang penularannya melibatkan kontak darah-ke-darah.

Disamping tidak berenang dulu di kolam renang umum, dr. Erwin juga mengimbau masyarakat tidak bermain di playground serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding dan lain-lain yang sering dipegang orang.

Jangan lupa juga untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan secara disiplin.

"Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang,"ujarnya.

Penerapan pencegahan dapat dilakukan dengan PHBS, seperti:

- Sering mencuci tangan pakai sabun

- Minum air bersih yang matang

- Memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh

Baca Juga: 7 Penyakit yang Bisa Menular Saat Berenang di Kolam Renang Umum, Salah Satunya Hepatitis A

- Menggunakan alat makan sendiri

- Memakai masker

- Menjaga jarak serta menghindari kontak dengan orang sakit

Dr. Erwin menjelaskan, bahwa gejala klinis yang ditemukan pada pasien hepatitis akut antara lain peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).

Dimana sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Jika masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, lanjut Erwin, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.

Selain itu, ia juga mengimbau kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut.

"Segera melapor ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim jika menemukan kasus sesuai dengan gejala hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut," ujar Erwin.

Untuk mengendalikan penyebaran hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas.

Baca Juga: Hasil Investigasi Kasus 3 Anak yang Meninggal di RSCM Jakarta

Selain itu, juga membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor (info IDAI dan PPHI, Patelki/Lab, dll).

"Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) agar masyarakat dapat memahami gejala hepatitis akut tersebut," tegas dr Erwin.

Dinkes Jatim juga terus memantau dan melaporkan kasus suspect hepatitis akut di SKDR, dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak.

Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara yaitu Inggris 114 orang, Spanyol 13 orang, Israel 12 orang, Amerika Serikat 9 orang, Denmark 6 orang, Irlandia 5 orang, Belanda 4 orang, Italia 4 orang, Norwegia 2 orang, Perancis 2 orang, Romania 1 orang dan Belgia 1 orang dengan kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.

Melihat kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap KLB Hepatitis Akut dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.(*)

Baca Juga: Dinkes Jatim Temukan 114 Kasus Suspect Hepatitis Akut Misterius di 18 Kabupaten/kota