Find Us On Social Media :

Pemerintah Pastikan Biaya Pasien Hepatitis 'Misterius' Ditanggung BPJS

Pemeriksaan dan pengobatan hepatitis yang sedang marak saat ini ditanggung BPJS, menurut menko Muhadjir.

GridHEALTH.id - Pemeintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan seluruh biaya penanganan rumah sakit terhadap pasien anak bergejala ichterus (kuning) dan hepatitis ditanggung oleh BPJS Kesehatan."Dalam situasi normal seperti saat ini, pasien dengan gejala klinis ichterus dan hepatitis bisa di-'cover' BPJS Kesehatan," kata Muhadjir Effendy, dikutip dari Antara (09/05/2022).Muhadjir mengatakan untuk pelayanan optimal terhadap pasien hepatitis maupun gejala kuning maka segera dirujuk ke fasilitas rumah sakit tipe A.Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan ada sejumlah gejala penyakit hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya.

“Penyakit hepatitis ini pada dasarnya belum diketahui penyebabnya, meski diduga kuat adenovirus.

Adenovirus sebenarnya adalah virus yang sebabkan diare dan kerap ditemukan pada anak. Jadi sebagian besar gejala yang dialami oleh anak-anak tersebut berupa masalah pada saluran pencernaan.

Sebagian besar gejalanya adalah gejala saluran cerna. Itu biasanya anaknya muntah, diare, sakit perut," ujarnya dalam Media Interview (group) yang diikuti GridHEALTH.id bertema 'Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Etiologinya' yang dilakukan secara virtual pada Sabtu 7 Mei 2022.

Namun Muzal mengingatkan, gejala yang muncul tidak hanya berhubungan dengan pencernaan saja.

"Perlu dideteksi dengan cepat apakah mual-muntah dan diarenya juga diiringin dengan  gejala-gejala seperti kuning,  penurunan kesadaran/kejang, lesu, dan demam tinggi."

Baca Juga: Tiga Anak Meninggal di RSCM Karena Hepatitis Akut yang Masih Misterius Sudah Jalani Vaksin

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Flu Singapura, Bisa Munculkan Lepuh Pada Kulit Anak

Hepatitis akut misterius ini juga menyebabkan bagian putih pada mata anak berubah menjadi kuning.

Hanya saja, perubahan warna kuning biasanya terjadi jika derajat keparahan hepatitis sudah berat.

“Kalau lebih berat lagi, sehingga menyebabkan hepatitis fulminan, bisa menyebabkan kesadaran yang menurun. Ini kalau sel-sel hatinya sudah banyak yang rusak,” jelasnya.

Gejala awal hepatitis lainnya yang perlu diawasi oleh orangtua adalah perubahan warna pada urin. Kewaspadaan perlu ditingkatkan apabila warna unrinnya gelap seperti teh. Masyarakat diingatkan bahwa gejala kuning pada area mata maupun badan serta kondisi pasien hilang sadar merupakan gejala yang timbul saat penyakit hepatitis sudah berat.Muhadjir yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan bayi dengan lahir kuning belum tentu hepatitis, karena gejala kuning pada bayi bisa terjadi secara fisiologis (ichterus neonatorum) atau patologis yang perlu diperiksakan ke dokter.Ia mengatakan pemerintah telah menunjuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien anak dengan gejala hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya."Apabila terjadi eskalasi situasi, kemudian dinyatakan sebagai kondisi tertentu, kejadian luar biasa atau wabah atau darurat bencana nonalam, maka biaya perawatannya bisa di-'cover' oleh pemerintah," katanya.Dikonfirmasi secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan biaya cek laboratorium whole genome sequencing (WGS) pada pasien anak dengan gejala hepatitis akut bergejala berat akan ditanggung pemerintah.