GridHEALTH.id - Pada 15 April 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan berita tentang wabah hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya pada 74 anak di seluruh Inggris.
Pembaruan yang diterbitkan lebih dari seminggu kemudian, pada 23 April, mengungkapkan bahwa kasus hepatitis serupa telah dilaporkan di beberapa negara Eropa lainnya, serta Israel dan Amerika Serikat.
Sejak itu, kemungkinan kasus telah dilaporkan oleh media di Kanada, Jepang dan Indonesia, dan jumlah kasus yang dilaporkan saat ini mencapai hampir 200. Sayangnya, empat anak dilaporkan telah meninggal sejauh ini. Termasuk tiga di Indonesia.
Seperti yang telah kita pelajari dari pandemi Covid-19, misinformasi tumbuh subur dalam konteks data yang terbatas serta ketakutan dan kekhawatiran yang dapat dimengerti.
Hepatitis adalah peradangan hati. Organ ini adalah kunci untuk proses termasuk detoksifikasi dan pengaturan metabolisme kita. Oleh karena itu, kerusakan hati bisa sangat serius dan bahkan mengancam jiwa.
Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus (disebut sebagai hepatitis virus), masalah sistem kekebalan tubuh, atau paparan alkohol, obat-obatan atau racun lainnya.
Ini bisa akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang). Wabah saat ini ditandai dengan kasus hepatitis akut pada anak-anak yang memiliki peningkatan kadar enzim hati dalam darah mereka.
Ada lima virus utama yang diketahui menyebabkan hepatitis virus pada manusia, virus hepatitis A, B, C, D dan E.
Menurut WHO, hepatitis B dan C secara kolektif merupakan penyebab kematian paling umum dari sirosis hati, kanker hati dan virus. hepatitis.
Baca Juga: Dampak Covid-19 Berpotensi Sebabkan Penuaan Dini, Ini Alasannya
Diperkirakan 345 juta orang terinfeksi hepatitis B atau C. Vaksin yang efektif dapat melindungi dari hepatitis B, D dan E.
Source | : | The Daily Express,Harvard Health Publishing,Cosmos Weekly |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar