GridHEALTH.id – Demam menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak setelah libur, seperti pada hari lebaran pekan lalu.
Momen lebaran diketahui tidak hanya dipakai untuk bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman, tapi juga dimanfaatkan untuk berlibur.
Nah, pada momen ini anak-anak sangat rentan terpapar virus. Apalagi selama perjalanan mudik maupun berlibur, waktu istirahat anak berkurang dan dapat menurunkan sistem imunnya.
Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) Ketua Unik Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Tropik mengatakan, risiko paparan kuman penyebab penyakit bisa terjadi selama perjalanan hingga saat sampai di tempat tujuan.
“Mulai dari berangkat, moda transportasi umum yang berbeda tidak hanya satu keluarga, kita berkumpul. Sampai ke tujuan, sangat mungkin anak terpapar dengan berbagai makanan air dan makanan yang terkontaminasi mikroorganisme,” kata dr Anggraini dalam diskusi virtual ‘Serba-Serbi Penyakit Anak Pasca Lebaran’, Selasa (10/05/2022) kemarin.
Selain itu, selama perjalanan anak juga mungkin saja terkena gigitan serangga yang bisa menularkan penyakit infeksi.
Untuk memastikan kondisi anak, orangtua dapat mengecek suhu tubuh anak secara mandiri menggunakan thermometer.
Menurut dr Anggraini, suhu tubuh yang normal berkisar di angka 36,8 derajat Celsius. Jika dilakukan tes pada pukul 09.00, maka akan didapati suhu tubuh tertinggi 36,4-37 derajat Celsius.
Seorang anak diindikasikan demam, apabila suhu tubuhnya sudah lebih dari 37,5 derajat Celsius.
Baca Juga: Anak Panas Tinggi Lalu Muncul Bercak di Tangan dan Kaki juga Mulut, Infeksi HFMD
“Demam adalah reaksi tubuh normal untuk melawan kuman. Jadi tubuh kita dengan adanya demam, justru bisa menekan mikroorganisme untuk tumbuh,” kata dr Anggraini.
Penyebab anak demam cukup beragam, bukan hanya karena Covid-19.