Dia mengingatkan, bahwa demam bisa menjadi tanda dari penyakit tifus, influenza, chikungunya, ataupun demam beradarah.
Apa yang harus dilakukan saat anak demam?
Jika demam membuat anak tidak nyaman, bisa diberikan obat penurun demam. Agar anak bisa beraktivitas dengan normal, suasana hatinya bagus, dan nafsu makannya terjaga.
“Obat penurun demam diberikan saat suhu tubuh anak 38-38,5 derajat Celsius. Namun, obat penurun demam tidak efektif untuk mencegah penyakit kejang demam, apalagi di usia balita,” kata dr Anggraini.
Selain obat, anak yang sedang demam juga bisa diberikan kompres hangat. Ini bisa diletakkan di lipatan-lipatan tubuh, agar suhu tubuhnya menurun.
Jangan memberikan anak kompres dingin ataupun alkohol. Pasalnya, kompres dingin akan membuat sel tubuh di otak mengira suhu tubuh harus dinaikkan lagi, sehingga tubuh anak malah akan bertambah panas.
“Kalau kompres alkohol jauh lebih berbahya, karena uapnya itu toksik,” ujarnya.
Baca Juga: Tampak Mirip, Ternyata Ini Beda Gejala Demam Pada DBD dan Covid-19
Kapan anak demam di bawah ke rumah sakit?
Anak yang demam harus segera dilarikan ke rumah sakit, apabila kondisinya seperti berikut:
* Usianya kurang dari tiga bulan atau sudah di atas 3 bulan sampai 6 tahun, tapi demamnya tidak turun lebih dari tiga hari
* Saat dicek suhu tubuhnya sampai 39 derajat Celsius
* Anak kejang atau demamnya baru sembuh lalu kambuh lagi
* Sebelum demam anak sudah memiliki penyakit tertentu
* Demam yang disertai ruam
“Segera bawa ke rumah sakit bilamana anak sulit dibangunkan, kurang respon, ada sesak dan nampak kebiruan kukunya. Kalau bayi, ubun-ubunnya jadi menonjol. Lalu nyeri kepala hebat, muntah-muntah, nangis terus, dan buang air kecilnya sakit,” pungkas dr Anggraini.(*)
Baca Juga: Pertolongan Pertama Saat Anak Alami Gejala Hepatitis Akut Misterius