GridHEALTH.id - Walau persentasi ktidak suburan paling banyak ada pada pria, namun bukan nerarti semua perempuan subur.
Tidak sedikit juga perempuan yang tidak subur.
Penyebabnya pun tidak tunggal.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan tidak subur.
Berikut adalah 6 masalah kesuburan yang biasa terjadi pada perempuan:
* Umur
Meski faktor ini tidak langsung menjadi kendala Anda dalam memiliki buah hati, jumlah sel telur akan secara signifikan menurun sekitar umur 30 dan inilah yang menjadi masalahnya.
Sebab semakin sedikit sel telur yang tersedia, semakin sedikit pula kesempatan untuk dibuahi dan diproses menjadi embrio.
Usia dianggap sebagai faktor yang wajar jika dikaitkan dengan infertilitas pada perempuan.
Baca Juga: Terlanjur Jadi Wanita, Permohonan Ganti Kelamin Faqih Banyumas Ditolak Pengadilan Purwokerto
Di atas usia 40 tahun perempuan memiliki jumlah sel telur yang lebih rendah dan cenderung kurang sehat.
Risiko keguguran pun menjadi lebih tinggi pada kehamilan perempuan yang usianya lebih tua.
Catatan: Kalau perempuan berusia di atas 35 tahun, kunjungilah dokter spesialis saat upaya menjadi hamil selama 6 bulan belum berhasil.
Mengapa? Karena masa produktif mulai menurun pada fase usia ini. Dengan mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada tubuh lebih awal maka Anda bisa mampu menghemat waktu.
* Pelvic Inflammatory Disease (Penyakit Radang Panggul)
PID merupakan infeksi yang menyebabkan 20% dari penderitanya tidak subur, tapi masalah ini bisa diselesaikan dengan perawatan yang tepat.
* Adhesi Pelvis
Adhesi pelvis merupakan jaringan parut yang terbentuk usai operasi panggul atau usus buntu.
Kondisi ini dapat mengganggu kesuburan perempuan, yaitu ketika adhesi pelvis atau jaringan parut mengubah struktur saluran falopi.
Baca Juga: Ari Lasso Tak Lagi Makan Sarang Burung Walet, Benarkah Bikin Sel Kanker Ganas?
Akibatnya, sulit untuk sel telur melakukan perjalanan dari indung telur melalui saluran falopi menuju rahim.
Kondisi ini bisa diperbaiki dengan jalan operasi, atau jika tidak terlalu serius, pemijatan pada bagian abdominal juga bisa membantu.
* Ovarian Cyst (Kista pada Indung Telur)
Kantung berisi cairan ini kadang bisa tumbuh di indung telur sehingga mencegah telur berkembang dan dilepaskan.
Terkadang mereka juga bisa hilang dengan sendirinya, tapi jika tidak tindakan operasi bisa dilakukan untuk meniadakannya.
* Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS atau kalau di Indonesia dikenal dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK) merupakan kondisi yang menyebabkan perempuan kelebihan produksi hormon androgen.
Inilah salah satu penyebab utama infertilitas pada perempuan.
Sekitar 1 dari 10 perempuan menderita PCOS, dan ini merupakan penyebab ketidaksuburan yang paling umum.
Baca Juga: Perawatan Payudara Terpenting Bagi Ibu Hamil dan Selama Menyusui
Ketidakseimbangan hormon akibat PCOS picu masalah ovulasi (proses pelepasan sel telur oleh indung telur) dan terganggunya siklus.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan obesitas dan resistensi insulin.
Ciri-ciri dari PCOS meliputi siklus menstrusasi yang tidak teratur, kelebihan rambut di sekitar wajah, jerawat, dan obesitas.
Simtom penghambat kesuburan ini bisa ditekan dengan melakukan olahraga secara teratur, penurunan bobot tubuh, dan pengobatan.
* Menstruasi yang tidak rutin
Ovulasi yang tidak berkala berkontribusi sekitar 30% dalam menyebabkan masalah ketidaksuburan.
Boleh saja Anda cemas soal kesuburan kalau memang ini terjadi.
Namun kabar gembiranya, sebagian pasien sukses kembali ke siklus menstruasi normal dengan menjalani pola makan sehat dan olahraga yang teratur, sedangkan yang lain harus meminum obat untuk membantu kondisi ini.(*)
Baca Juga: Zero Covid China Dianggap WHO Gagal, Hasil Studi Tunjukkan Sebaliknya
Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Kapan Boleh Cemas Soal Kesuburan?