GridHEALTH.id - Munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dibeberapa wilayah Indonesia membuat resah banyak peternak hingga masyarakat secara luas.
Bagaimana tidak, ada ribuan hewan ternak di tanah air yang dilaporkan terinfeksi PMK dalam beberapa waktu terakhir.
Lantas apa sebenarnya PMK dan dampaknya bagi manusia?
Dilansir dari Kompas.com (12/05/2022), penyakit mulut dan kuku adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular.
Gejala yang paling tampak adalah demam, blister di mulut dan kaki hewan ternak, dan air liur kental.
Hewan ternak yang bisa terkena wabah PMK antara lain sapi, kerbau, unta, kambing, domba, rusa, dan babi.
PMK umumnya tidak mematikan bagi hewan ternak yang sudah dewasa.
Namun, bagi hewan yang masih muda, PMK bisa menjadi sangat serius dan menimbulkan kerugian produksi yang sangat tinggi.
Penyebab wabah PMK
Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Setelah Membeli Daging Sapi, Waspadai Wabah Penyakiti Mulut dan Kaki
PMK disebabkan oleh Aphthovirus dari famili Picornaviridae.
Terdapat tujuh serotipe virus yang sudah terdeteksi, yaitu A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1.
Semua serotipe tersebut menjadi endemi di negara yang berbeda-beda di seluruh dunia.
Setiap negara membutuhkan vaksin yang berbeda untuk hewan ternaknya spesifik sesuai dengan serotipe yang ada di negara tersebut.
Menurut World Organisation for Animal Health, wabah PMK diperkirakan menyebar pada sekitar 77 % populasi hewan ternak di Afrika, Timur Tengah, Asia, dan sebagian Amerika Selatan.
Virus ini dengan mudah menular melalui napas, air liur, mukus, susu, dan feses.
Pengaruh PMK terhadap ternak
PMK adalah penyakit yang sangat menyiksa bagi sapi dan hewan ternak lainnya.
Blister atau kantung besar berisi air yang berkembang di kulit, jika pecah akan meninggalkan luka terbuka yang sangat perih.
Baca Juga: Virus Penyakit Mulut dan Kuku Paksa Pemerintah Siapkan Skema LockDown di Jawa Timur
Bahkan luka ini membutuhkan waktu hingga 10 hari untuk sembuh. Jika luka ini terjadi di bagian kaki, maka akan membuat sapi sulit berjalan menuju tempat makan.
Selain itu, luka pada mulut akan membuat sapi tidak mau makan dan minum.
Sapi dewasa mungkin akan mulai makan setelah beberapa hari.
Namun, sapi atau hewan ternak lain yang masih muda akan mati lemas akibat tidak mendapatkan asupan yang cukup selama sakit.
Apa pengaruh PMK pada manusia?
Dilansir dari Journal of Agriculture Victoria, PMK tidak dianggap sebagai masalah kesehatan bagi manusia karena penularan dari hewan ke manusia sangat jarang ditemukan.
Namun, manusia bisa membawa virus yang tetap hidup di hidungnya selama 24 jam dan menularkannya kepada hewan lainnya.
PMK dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Foot and Mouth Disease (FMD) sehingga sering salah dikira sama dengan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau flu singapur yang banyak menyerang anak-anak.
Padahal keduanya adalah penyakit yang berbeda dan berasal dari virus yang berbeda.(*)