GridHEALTH.id – Hamil dan mempunyai buah hati merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap pasangan baru.
Namun, bagi sebagian pasangan hal tersebut bukan sesuatu yang mudah. Permasalahan pada kesuburan kerap kali menjadi alasan mengapa pasangan sulit mendapat momongan.
Infertilitas atau ketidaksuburan merupakan kondisi di mana pasangan sudah rutin berhubungan intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama satu tahun, tapi tak kunjung punya keturunan. Tak hanya pada wanita, pria pun juga bisa mengalaminya.
Androlog dan embriolog di Pusat Fertilitas Bocah Indonesia dr Gito Wasian, Sp.And mengatakan, penyebab pria tidak subur bisa dibagi ke dalam beberapa faktor risiko. Yang pertama adalah pengaruh hormon pada pria.
Perlu diketahui adanya hormon luteinising hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH), yang berperan penting dalam fungsi reproduksi. Misalnya dalam memproduksi testoteron dan sperma.
Apabila terjadi permasalahan pada kedua hormon tersebut, maka seorang pria berisiko mengalami infertilitas. Ini bisa diketahui melalui pemeriksaan.
Kemudian faktor risiko ketidaksuburan pada pria yang kedua adalah riwayat penyakit infeksi yang pernah dialami sebelumnya. Sedangkan faktor yang ketiga, menurut dokter Gito adalah efek radikal bebas dan paparan suhu panas.
“Radikal bebas bisa dari asap rokok, polusi, dari makanan yang diproses seperti nugget, sosis, maupun lainnya. Dari makanan yang dibakar juga tinggi radikal bebasnya,” ujarnya kepada GridHEALTH.id, Rabu (18/05/2022).
“Kalau panas, bisa dari dalam tubuh dan luar tubuh. Dari dalam tubuh misalnya riwayat demam 3 bulan terakhir. Kalau dari luar tubuh dari aktivitas yang bikin panas area selangkangan, misalnya duduk terlalu lama, pakai celana ketat, sering berendam di ari panas, atau faktor pekerjaan,” sambung dokter Gito.
Baca Juga: Pria Dengan Ejakulasi Dini Bukan Berarti Tidak Subur, Ini Kata Ahli
Gaya hidup yang juga tanpa sadar juga mempengaruhi ketidaksuburan pria adlah kebiasaan untuk memangku laptop.
Paparan suhu panas yang terus-menerus ke area selangkangan, dapat mempengaruhi kondisi testis.
Kebiasaan mengonsumsi kopi, terutama dengan kandungan gula yang sangat tinggi, berisiko memicu terjadinya infertilitas.
“Kopinya tidak masalah misalnya kopi hitam americano atau espresso doang. Masalahnya kalau mislanya belinya (pakai) sirup macam-macam, susunya juga banyak, gulanya tinggi. Kopinya sendiri kalau dikonsumsi 1 atau 2 cangkir espresso atau americano per hari sih, seharusnya tidak masalah,” katanya.
Tips mengatasi ketidaksuburan pria
Dokter yang juga menjadi Staf Departemen Biologi Kedokteran FKUI menjelaskan, pria dan wanita mempunyai perbedaan terkait masa subur.
“Kalau wanita ada waktu subur, waktu telurnya keluar saat ovulasi. Kalau pria itu tidak ada masa suburnya, karena setiap hari, setiap saat produksi spermanya,” kata dokter Gito.
Perlu dipahami, bahwa pembentukan sperma pria memerlukan waktu sekitar 3 bulan, mulai dari sperma muda hingga matang. Namun, saat sudah matang pun sperma tidak bisa langsung membuahi.
“Mesti dimatangkan di epididimis (saluran di dalam kantong pembungkus testis), biar gerakannya lincah, biar terseleksi yang bentuknya bagus-bagus (untuk membuahi),” jelasnya.
Baca Juga: 6 Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebab Wanita Tidak Subur, Hati-hati
Dokter Gito menganjurkan, jika sedang melakukan program kehamilan, maka lebih baik melakukan hubungan intim dua atau tiga kali dalam seminggu.
Tak hanya mengatur waktu berhubungan intim, masalah kesuburan juga perlu diatasi dengan mengosnusmi makanan tinggi antioksidan.
Mengingat antioksidan dapat membantu melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel dan ketidaksuburan pada pria.
“Antioksidan itu banyak di buah sama sayur, jadi mesti ditingkatkan konsumsi buah dan sayurnya. Buah dan sayur apa saja boleh, semakin berwarna piring buahnya semakin bagus,” tuturnya.
Baca Juga: Hati-hati, Risiko Mandul Sangat Tinggi Bagi Pria Yang Kurang Tidur
Selain mengonsumsi sayuran, antioksidan untuk melawan radikal bebas juga bisa dilawan dengan rutin berolahraga.
“Olahraga yang ringan, olahraga tipis-tipis seminggu 2 kali, selama 15-30 menit cukup. Jenis olahraganya apa saja? Apa saja boleh, kecuali sepedaan,” pungkas dokter Gito.
Olahraga sepeda tidak disarankan untuk dilakukan ketika sedang menjalani program hamil, karena dapat menimbulkan suhu panas yang tinggi di area selangkangan.
Dokter Gito mengingatkan untuk tidak berolahraga berlebihan, karena dapat menimbulkan radikal bebas yang tinggi.(*)
Baca Juga: Punya Suami Gemar Gowes? Awasi dan Kontrol Hobinya Supaya Dia Tetap Menjadi Pria Subur