Find Us On Social Media :

7 Penyakit Kelamin yang Paling Sering Terjadi pada Pria dan Wanita

Penyakit kelamin yang menular melalui hubungan badan.

GridHEALTH.id – Baik pria ataupun wanita bisa mengalami penyakit kelamin, hanya saja risikonya lebih tinggi bagi wanita karena beberapa alasan.

Salah satu alasannya karena anatomi organ intim yang lebih tipis dan lembut, membuat bakteri ataupun virus dengan mudah menyerang.

Penyebab munculnya penyakit kelamin, salah satunya karena melakukan hubungan intim yang tidak sehat, berisiko tinggi membuat seseorang tertular penyakit kelamin.

Contoh, hubungan sesama jenis, homoseks, lebis, juga biseks.

Mikroorganisme pembawa penyakit seperti bakteri, virus, atau parasit dapat menularkan penyakit kelamin melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lain.

Melansir Mayo Clinic, selain karena melakukan hubungan intim tidak sehat seperti tidak menggunakan kondom atau berganti pasangan, terdapat faktor lain yang jadi penyebab penyakit kelamin.

Gejala dari kondisi ini yang paling sering terjadi yakni adanya benjolan di dekat organ intim, sakit saat buang air kecil, adanya keputihan baik dari penis atau vagina yang tidak biasa, dan nyeri saat berhubungan seksual.

Penyakit kelamin pria dan wanita

Melansir WebMD, berikut adalah beberapa jenis penyakit kelamin yang paling sering dialami oleh pria dan wanita, serta cara menyembuhkannya.

Baca Juga: Mengenal Bagian Organ Intim Wanita, Reproduksi Hingga Untuk Hubungan Intim

1. Human papillomavirus (HPV)

Hampir setiap orang yang aktif secara seksual mempunyai risiko terkena infeksi HPV. Lebih dari 40 jenis HPV bisa menyebar secara seksual.

Tidak ada pengobatan untuk infeksi ini. Kebanyakan infeksi HPV tidak menimbulkan masalah dan hilang dari tubuh dalam kurun waktu 2 tahun. Pengobatan dibutuhkan jika HPV menyebabkan masalah lain, seperti kutil kelamin atau kanker serviks.

2. Klamidia

Klamidia juga merupakan penyakit kelamin yang cukup sering terjadi. Penularan utamanya melalui hubungan intim vaginal atau anal.

Karena disebabkan oleh bakteri, maka penyembuhan penyakit kelamin ini menggunakan antibiotik. Setelah menjalani pengobatan, diharuskan tidak berhubungan badan selama satu atau tiga bulan.

3. Gonore

Penyebab penyakit kelamin ini adalah bakteri Neisseria gonorrhoea atau gonococcus. Gonore bisa terjadi jika seseorang melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Gejala gonore umumnya dialami oleh seorang pria, tapi hanya sekitar 20 persen wanita yang mengalaminya. Proses penyembuhan utama gonore dengan menggunakan antibiotik, untuk membunuh bakteri pemicunya.

Baca Juga: Supaya Tidak Terkena Penyakit Kelamin Gonore, Perhatikan 6 Hal Ini Sebelum Berhubungan Intim

4. Sifilis

Sifilis merupakan penyakit kelamin yang mempunyai empat stadium. Pada stadium pertama, muncul gejala nyeri. Kemudian saat sudah memasuki stadium ketiga, maka aka nada ruam di tubuh yang disertai luka di mulut, vagina, atau anus.

Dokter biasanya akan menyarankan minum antibiotic untuk mengatasi sifilis. Jika pengobatan dimuali sejak awal, maka antibiotik yang diminum lebih sedikit dan semakin cepat pula kerjanya.

5. Herpes genital

Herpes genital paling sering disebabkan oleh jenis virus HSV-2. Penyakit kelamin ini mudah sekali ditularkan, cukup dengan melakukan kontak kulit dan kulit, termasuk area yang tidak tertup oleh kondom.

Tidak ada obat untuk mengatasi herpes genital. Namun, pengobatan dengan antivirus seperti Acylovir (Zovirax) atau Valacyclovir (Valtrex) sering dilakukan.

6. Trikomoniasis

Walaupun bisa dialami pria dan wanita, tapi penyakit kelamin ini paling sering terjadi pada wanita. Penyakit ini disebabkan oleh parasit yang menular lewat hubungan seksual.

Penyembuhan trikomoniasis antara pria dan wanita sama, yaitu menggunakan antibiotik. Sangat penting untuk tidak berhubungan intim selama tiga bulan, setelah perawatan selesai.

Baca Juga: Kenali Gejala Trikomoniasis, Berisiko Membuat Wanita Sulit Hamil

7. HIV/AIDS

Penyakit kelamin terakhir yang paling sering ditularkan melalui hubungan seksual adalah HIV. Virus HIV dapat menular melalui darah, air mani, cairan vagina, dan ASI.

Penularan bisa terjadi jika melakukan hubungan intim dengan pengidap tanpa mengguakan kondom atau melalui air liur saat berciuman.

Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS. Namun, terdapat terapi antiretroviral (ART) yang bisa dijalani untuk membuat hidup menjadi lebih mudah.(*)

Baca Juga: Pertanyaan Awam, Bisakah Sunat Pada Pria Mencegah HIV/AIDS?