GridHEALTH.id - Manusia sejak awal telah dilahirkan dengan rangkaian sistem organ tubuh yang saling berkorelasi dan memiliki fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak hanya mengenali tetapi juga mempelajari setiap bagian sistem organ tubuh menjadi sebuah keharusan.
Dengan mengenalinya, kita pun akan lebih paham cara untuk merawat dan menjaga bagian-bagian anggota tubuh.
Tidak terkecuali salah satunya dengan sistem reproduksi yang dimiliki seorang pria.
Pria memiliki dua komponen dalam sistem reproduksi, baik eksternal maupun internal, dan penis merupakan bagian dari organ eksternal sistem reproduksi pria.
Penis merupakan anggota tubuh yang tergolong tidak memiliki otot, melainkan seperti spons yang akan dipenuhi darah saat seorang pria sedang ereksi.
Selain itu, penis terdiri dari beberapa bagian utama:
- Kepala penis atau glans
Kepala penis akan terlihat berbeda pada pria yang disunat dan tidak disunat.
Pria yang tidak disunat, bagian kepala penis akan ditutupi dengan kulit preputium yang di dalamnya mengandung jaringan lembab berwarna merah muda yang disebut mukosa.
Bagi pria yang disunat, kulup preputium diangkat dan tersisa mukosa pada kepala penis yang akan berubah menjadi kulit kering.
- Corpus cavernosum
Dua kolom yang berisi jaringan dan arteri di sepanjang sisi penis, dan akan dialiri oleh darah untuk mengisi jaringan itu sehingga menyebabkan ereksi.
- Corpus spongiosum
Sebuah kolom jaringan yang berisikan seperti spons mengisi sepanjang bagian depan penis dan berakhir di kepala penis dan terisi darah selama ereksi serta menjaga uretra terbuka.
- Uretra
Tempat yang dilalui aliran urin untuk dapat keluar dari tubuh.
Terdapat dua fungsi dalam penis, yang pertama sebagai fungsi seksual dan kedua sebagai organ yang menjadi saluran keluarnya urin dalam tubuh.
Baca Juga: Cara Membesarkan Penis Kecil dengan Terapi Medis Tanpa Operasi
Fungsi seksual pada pria akan membuat penis terangsang dan mengalami ereksi, yang diakibatkan dari perubahan aliran darah di penis.
Proses ereksi bermula dari rangsangan secara seksual yang menyebabkan pembuluh darah penis melebar, sehingga lebih banyak darah mengalir masuk dan lebih sedikit mengalir keluar dari penis, jaringan di corpus cavernosum pun menjadi keras.
Ukuran penis setiap pria juga berbeda-beda dan tidak mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bercinta.
Hasil penelitian membuktikan kemampuan seseorang dalam bercinta dapat dilatih dengan berbagai permainan jenis seks, mulai dari permainan erotis hingga oral dan bukan berdasarkan dari ukuran penis seseorang.
Namun dalam kasus tertentu penis dikatakan dapat patah, patah yang dimaksud adalah saat dua kolom yang terisi darah pecah akibat trauma yang cukup keras, kondisi inilah yang disebut patah tulang penis.
Patah tulang penis disebabkan oleh beberapa trauma, salah satunya saat sedang bercinta, akibat dari masturbasi traumatis, dan trauma akan benda tumpul akibat dari kecelakaan atau penyerangan.
Beberapa tanda yang mungkin ditemui untuk mengetahui apakah mengalaminya adalah:
- Terdengar suara letupan, kehilangan ereksi tiba-tiba, bentuk penis menjadi bengkok
- Terasa sakit yang begitu parah, muncul memar berwarna gelap, atau pun berdarah
Baca Juga: Kebanyakan Gaya Saat Bercinta Bisa Membuat Penis Loyo, Ini Buktinya