Find Us On Social Media :

Beda Chikungunya dan Leptospirosis yang Perlu Diketahui

Penderita chikungunya mengalami nyeri tubuh yang luar biasa.

Orang yang berisiko terkena penyakit parah adalah orang dewasa di atas usia 65 tahun dan atau orang dengan kondisi medis yang mendasari, seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit kardiovaskular.

Studi melaporkan, pasien dengan gejala akut biasanya akan sembuh dalam 7-10 hari, namun pada beberapa pasien mungkin akan mengalami gejala rematik yang menetap atau kambuhan dalam beberapa bulan setelahnya.

Diagnosis laboratorium umumnya dilakukan dengan menguji bagian serum atau plasma untuk mendeteksi virus, asam nukleat virus, imunoglobulin M spesifik virus, beserta antibodi penawar.

Virus ini terhitung tidak mematikan, karena berdasarkan catatan jarang terjadi dan kebanyakan jika terjadi menyerang orang dewasa yang lebih tua.

Akan tetapi, laporan harian virus chikungunya di setiap negara harus selalu terupdate untuk mengurangi risiko penularan lokal, sehingga penting untuk memberitahukan jika seseorang terinfeksi virus ini.

Leptospirosis

Berbeda dengan virus chikungunya, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang manusia dan hewan.

Baca Juga: Musim Hujan, Waspadai Penyakit Leptospirosis yang Bisa Berakibat Fatal

 Bakteri yang dimaksud adalah bakteri dari genus Leptospira dan dapat menyebar melalui urin hewan yang terinfeksi, bahkan bakteri ini akan larut dalam air atau tanah dan bertahan selama beberapa minggu sampai bulan.

Hewan yang terinfeksi bisa dari hewan liar maupun hewan peliharaan yang membawa bakteri itu.

Dari hewan inilah manusia akan terkontaminasi melalui urin atau cairan tubuh lain (kecuali air liur) dan air, tanah, atau makanan yang telah terkontaminasi dari urin tersebut.

Bakteri ini akan masuk ke dalam tubuh melalui kulit, mata, hidung, mulut, dan khususnya luka terbuka.