Find Us On Social Media :

Seperti Inilah Bau Jasad Manusia Sebenarnya, Ridwan Kamil; Jenazah Eril Wangi

Saat pencarian Eril. Ridwan Kami sebut jasad anaknya wangi.

GridHEALTH.id - Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz alis Eril anaklaki-laki Ridwan Kamil telah ditemukan.

Almarhumah ditemukan di Bendungan Engehalde di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, pada Rabu (8/6/2022) pagi.

Sebagai ayah yang kehilangan anaknya, Ridwan Kamil bersyukur karena masih bisa memeluk tubuh anaknya.

Hal itu diungkapkan Ridwan Kamil yang aktif di sosial media di akun instagram pribadinya (10/6/2022).

"Alhamdulillah, akhirnya Allah SWT memberikan kesempatan kepada saya untuk kembali memeluk, membelai, dan memandikan anak saya sesuai syariat Islam, juga mengazankan dengan sempurna di telinganya persis seperti saat Eril lahir," tulis papar Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil pun bersaksi bahwa jenazah putranya itu utuh dan wangi daun eucalyptus meski sudah lewat dari 14 hari.

"Dan masyaallah, walau sudah lewat 14 hari, jasadnya masih utuh lengkap tidak kurang satu apa pun."

Tahukah, jasad manusia itu berbeda dengan dengan jasar makhluk hidup lainnya.

Bahkan aroma bau jasad manusia berbeda dengan hewan.

Baca Juga: Situasi Terkini Covid-19 di Indonesia Hingga 9 Juni, 5 Provinsi Sumbang Kasus Terbanyak

Para peneliti telah mengungkapkan bahwa tubuh manusia mati yang telah membusuk memiliki aroma yang unik yang membedakannya dengan bau mayat mahkluk hidup lain, terutama hewan.

Para ilmuwan dari Universitas Leuven di Belgia telah menemukan ada 5 cairan senyawa kimia yang dilepaskan oleh daging manusia yang membusuk.

Hal tersebut tidak ditemukan pada hewan mati.

Mereka percaya bahwa temuan, yang diterbitkan dalam Plos sebagaimana dilansir dari laman The Week, 24 September, dapat secara lebih baik dibaui oleh anjing pelacak, yang digunakan oleh polisi dan tim penyelamat untuk mencari mayat manusia, bahkan setelah bencana alam.

Eva Cuypers, seorang ahli forensik toksikologi dan penulis utama studi tersebut, melansir Tempo.co (25/09/2015), mengatakan bahwa bahkan tim penelitian bisa membantu mengembangkan perangkat portabel yang dapat mendeteksi mayat.

"Para peneliti telah mencoba untuk memahami 'bau kematian' untuk lebih dari satu dekade," katanya pada Elizabeth Pennisi dari Majalah Sains.

"Selama waktu itu (kematian), daftar organik, senyawa-senyawa yang dilepaskan selama pembusukan telah berkembang cukup lama, tetapi sudah ada laporan yang bertentangan tentang mana yang dikeluarkan hanya oleh manusia", tambahnya.

Untuk menemukan 5 cairan senyawa kimia jasad manusia, penelitian Belgia tersebut dikatakan harus menganalisis gas yang dipancarkan dari jaringan dan sampel organ dari manusia dan sejumlah hewan lainnya termasuk babi, tikus, kelinci, katak dan burung.

Dari situ peneliti yang terdiri dari ahli forensik toksikologi mampu mengidentifikasi lima senyawa - dikenal sebagai ester (suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu atau lebih atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik) - yang dikaitkan dengan kerusakan otot, lemak, dan karbohidrat dan sepenuhnya unik untuk manusia.

Baca Juga: Shanghai Lockdown Lagi, Warganya Diminta Tes Covid-19 Setiap Hari

Namun John Sagebiel, seorang ahli analis kimia di Universitas Nevada, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa penelitian itu terlalu terbatas.

"Saya tidak berpikir ada satu hal tertentu yang menunjukan (bau tertentu) adalah milik manusia."

Cuypers mengakui bahwa penelitian memiliki keterbatasan tertentu, yang akan dibahas dalam penelitian lebih lanjut.

"Langkah berikutnya dalam penelitian kami adalah untuk melihat apakah senyawa yang sama ditemukan di dikubur, atau mayat yang membusuk di lapangan dan untuk melihat apakah anjing terlatih merespon pada campuran lebih spesifik dari tubuh manusia yang membusuk," katanya.(*)

Baca Juga: Jangan Lagi Jadikan Minyak Kelapa Sebagai Pelumas Vagina Saat Bercinta, Bisa Sebabkan Infeksi Jamur