Data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) menyebutkan bahwa prevalensi balita gemuk menurut BB/TB pada anak usia 0-59 bulan sebesar 11,8% sedangkan data survey pemantauan status gizi (PSG, 2015) menyatakan bahwa prevalensi balita gemuk menurut BB/TB usia 0-59 bulan sebesar 5,3%.
Sementara itu, Riskesdas 2013 menggambarkan kondisi anak di Indonesia sebanyak 8 dari 100 anak di Indonesia mengalami obesitas.
Prevalensi obesitas anak yang dihitung berdasarkan indeks massa tubuh dibandingkan usia (IMT/U) pada kelompok anak usia 5-12 tahun besarnya 8%. Prevalensi tertinggi obesitas pada anak usia 5-12 tahun adalah DKI Jakarta.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih mengalami masalah gizi balita gemuk, karena menurut WHO 2010, suatu negara dikatakan tidak lagi memiliki masalah gizi bila indikator balita gemuk berada di bawah 5%.
Bagi kader Posyandu pun perlu memerhatikan penggunaan bahasa yang tepat kepada masyarakat, khususnya saat pengukuran untuk pemantauan pertumbuhan anak di Posyandu dan Puskesmas.
Baca Juga: Kasus Hepatitis Akut Misterius Baru, Ada 9 Orang di Jakarta Barat
Biasanya sering digunakan istilah sangat sehat bagi anak yang gemuk sekali, ini harus diperbaiki.
Obesitas pada anak perlu diperhatikan. Jangan sampai kesenangan kita sebagai orang tua justru akan merugikan bayi atau Balita kita di masa mendatang.(*)
Baca Juga: Sub Varian Omicron BA.4 dan BA.5 Ditemukan di Indonesia, Penyebab Naiknya Kasus Saat Ini?